Ahad 23 Oct 2022 00:05 WIB

Melihat Fungsi Masjid Nabawi Sebagai Pusat Rehabilitasi Saat Zaman Nabi

Manfaat memiliki pusat penahanan di dalam wilayah Masjid Nabawi ada dua.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Melihat Fungsi Masjid Nabawi Sebagai Pusat Rehabilitasi Saat Zaman Nabi
Foto: Infografis Republika
Melihat Fungsi Masjid Nabawi Sebagai Pusat Rehabilitasi Saat Zaman Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sejak awal keberadaannya, Masjid Nabawi di Madinah telah berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. Situs tersebut telah melakukan banyak peran dan fungsi agama, pendidikan dan sosial-politik.

Bangunan ini menjadi berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan, pusat pembelajaran, pusat pemerintahan Nabi, pusat kesejahteraan dan amal, pusat penahanan dan rehabilitasi, tempat untuk perawatan medis dan perawatan sesekali, serta tempat untuk beberapa kegiatan rekreasi.

Baca Juga

Mengenai gagasan bahwa masjid ini sebagian berfungsi sebagai pusat penahanan dan rehabilitasi, banyak aspek dari peran tersebut tetap diselimuti sejumlah ambiguitas. Tidak hanya tawanan laki-laki yang ditahan di lokasi yang disebut sebagai pusat penahanan masjid, tetapi juga tawanan perempuan. Untuk tawanan perempuan, sebuah ruang tertutup di dekat salah satu pintu masuk masjid ditetapkan sebagai ruangannya.

Selanjutnya, dilaporkan seorang pria bernama Thumama Ibn Uthal dari klan Bani Hanifah di Najd ditangkap dan diikat ke salah satu pilar masjid. Namun, Nabi Muhammad SAW kemudian memerintahkan beberapa umatnya untuk membebaskannya. Laki-laki itu kemudian pergi ke taman di sebelah masjid, mandi dan masuk ke masjid menyatakan syahadat, yang mana dia memeluk Islam.

Manfaat memiliki pusat penahanan di dalam wilayah masjid ada dua. Pertama, menjamin keamanan dan perlakuan yang adil terhadap para tawanan, umumnya tawanan perang.

Kedua, membantu mereka perlahan-lahan dan melalui beberapa pengalaman langsung memahami apa itu Islam dan Muslim, serta apa yang sebenarnya mereka perjuangkan, dengan mempertimbangkan signifikansi spiritual dan sosial masjid. Banyak dari para tahanan yang diperlihatkan kehidupan dan perilaku Muslim dan akhirnya menerima Islam.

Dengan kata lain, tempat itu bukanlah pusat penahanan semata melainkan menjadi pusat rehabilitasi spiritual dan psikologis yang tidak pernah terlepas dari ruang lingkup dakwah yang semakin meningkat. Dilansir di About Islam, Jumat (21/10/2022), tidak ada gunanya mengirim seseorang ke pusat penahanan sebagai penjahat atau pelanggar, tetapi ketika dia keluar dan setelah menjalani hukuman yang seharusnya, orang yang sama masih keluar sebagai penjahat dan kambuh lagi menjadi pelaku kejahatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement