Jumat 21 Oct 2022 23:23 WIB

Bocah 11 Bulan di Lampung Idap Gagal Ginjal Akut

Diagnosis gagal ginjal akut bocah Lampung melalui proses penyelidikan epidemiologi

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Reihana. Bocah berusia 11 bulan di Kota Bandar Lampung ditemukan menderita Acute Kidney Injury (AKI) atau gagal ginjal akut. Saat ini bocah tersebut masih dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Lampung.
Foto: Antara
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Reihana. Bocah berusia 11 bulan di Kota Bandar Lampung ditemukan menderita Acute Kidney Injury (AKI) atau gagal ginjal akut. Saat ini bocah tersebut masih dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Bocah berusia 11 bulan di Kota Bandar Lampung ditemukan menderita Acute Kidney Injury (AKI) atau gagal ginjal akut. Saat ini bocah tersebut masih dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Lampung.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung dr Reihana mengatakan, anak berusia 11 bulan tersebut berasal dari Kota Bandar Lampung dan dirawat di rumah sakit. Dalam kasus tersebut petugas telah melakukan penyelidikan epidemiologi. 

“Pengambilan spesimen kasus tersebut berupa darah, urine, swab masofaring dan swab mental, dan pemeriksaan obat-obatan yang telah dikonsumsi pasien tersebut,” kata Reihana dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Jumat (21/10/2022).

Dia mengatakan, hasil pengujian dari Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) telah ditemukan juga ada pencemaran bahan etilen glikol dan dietilen glikol yang melebihi nilai ambang batas pada beberapa obat yang beredar di Indonesia.

Menurut dia, hasil dari uji cemaran etilen glikol dan dietilen glikol tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan dari sirop obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut, karena selain penggunaan obat-obat tersebut, masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut tersebut.

Ia mengatakan, seperti infeksi virus, infeksi bakteri, implementasi sistem nutrisi pada anak, sistem peradangan multi sistem pada organ, dan juga bisa disebabkan dehidrasi yang tidak tertangani dengan baik, dan penyebab lainnya.

“Kami mengimbau berharap bila masyarakat menemukan anak usia 0-18 tahun atau mayoritas anak balita (bawah lima tahun), mengalami gejala seperti buang air kecil, atau air kecil sedikit, atau tidak ada urine-nya yang terjadi secara tiba-tiba,” kata Reihana.

Selain itu, ia mengimbau juga bila ada anak usia 0-18 tahun atau mayoritas balita tidak ada riwayat penyakit ginjal yang disertai demam, atau tidak demam, diare, muntah, batuk dan pilek, harap segera masyarakat melaporkan kepada puskemas atau rumah sakit terdekat sesegera mungkin.

“Tidak perlu kaget, kita tetap berperilaku hidup bersih dan sehat, agar terhindar penyakit tersebut,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement