Sabtu 22 Oct 2022 06:20 WIB

Covid-19 Jadi Faktor Penyebab Kematian Ibu Hamil Meningkat di AS

Covid-19 menjadi faktor meningkatnya jumlah kematian ibu hamil akibat komplikasi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Covid-19 menjadi faktor meningkatnya jumlah kematian ibu hamil akibat komplikasi.
Foto: Pixabay
Covid-19 menjadi faktor meningkatnya jumlah kematian ibu hamil akibat komplikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid 19 mendorong peningkatan dramatis dalam jumlah wanita yang meninggal dunia karena komplikasi kehamilan atau persalinan di Amerika Serikat tahun lalu. Menurut laporan pemerintah yang dirilis 19 Oktober 2022, hal ini merupakan krisis yang secara tidak proporsional mengklaim wanita kulit hitam dan hispanik sebagai korban.

Laporan tersebut memaparkan tren suram di seluruh negeri untuk ibu hamil dan bayi mereka yang baru lahir. Ditemukan kematian terkait kehamilan telah melonjak hampir 80 persen sejak 2018, dengan Covid 19 menjadi faktor dalam seperempat dari 1.178 kematian yang dilaporkan tahun lalu.

Baca Juga

Persentase bayi prematur dan berat badan lahir rendah juga naik tahun lalu, setelah bertahan selama bertahun-tahun. Dan lebih banyak wanita hamil atau postpartum yang melaporkan gejala depresi.

“Kami sudah berada di tengah krisis dengan kematian ibu di negara kami,” ujar peneliti kesehatan ibu di University of Illinois di Urbana-Champaign, Karen Tabb Dina seperti dilansir dari laman Today, Sabtu (22/10/2022).

Ia menambahkan, hal ini benar-benar menunjukkan Covid 19 telah memperburuk krisis itu hingga tingkat yang tidak dapat kita tangani sebagai negara. Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS nonpartisan, yang menulis laporan tersebut, menganalisis kematian terkait kehamilan setelah Kongres mengamanatkan agar meninjau hasil kesehatan ibu dalam RUU bantuan virus corona 2020. Tingkat kematian ibu di AS lebih tinggi daripada banyak negara maju lainnya dan telah meningkat pada tahun-tahun menjelang pandemi, tetapi Covid 19 hanya memperburuk kondisi di sini untuk wanita hamil.

Wanita yang tertular virus saat hamil menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi. Kekurangan staf dan pembatasan Covid 19 menciptakan lebih banyak rintangan bagi ibu hamil untuk mendapatkan perawatan kesehatan langsung. Selain itu, stres pandemi telah meningkatkan depresi, kondisi umum selama kehamilan.

"Masalah kesehatan mental kemungkinan berkontribusi pada peningkatan kematian terkait kehamilan," ujar Tabb Dina.

Banyak wanita yang mengalami depresi dan kecemasan selama atau setelah kehamilan mereka berjuang untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

“Kesehatan mental adalah komplikasi terbesar dalam kehamilan yang tidak kita pahami,” ujarnya.

Direktur di Kantor Akuntabilitas Pemerintah, Carolyn Yocom mengatakan lonjakan kematian terbesar terjadi selama Juli hingga Desember tahun lalu, ketika varian delta Covid 19 menginfeksi jutaan orang. “Sangat jelas dari data waktu penyebaran varian delta tampaknya sesuai dengan peningkatan besar dalam kematian,” ujar Yocom.

Tingkat kematian ibu sangat mencolok untuk wanita kulit hitam, yang telah lama menghadapi hasil ibu yang lebih buruk daripada rekan-rekan mereka. Kematian terkait kehamilan untuk setiap 100 ribu kelahiran naik dari 44 pada 2019 menjadi 68,9 di antara wanita kulit hitam tahun lalu. Wanita kulit putih memiliki tingkat kematian 26,1 tahun lalu, melonjak dari 17,9 pada 2019.

Tingkat kematian di antara orang hispanik telah menurun, tetapi mereka membengkak lagi selama pandemi dari 12,6 per 100 ribu pada 2019 menjadi 27,5 tahun lalu. Orang kulit hitam dan hispanik juga meninggal pada tingkat yang lebih tinggi dari Covid 19, sebagian karena mereka memiliki lebih sedikit akses ke perawatan medis dan lebih sering melakukan pekerjaan penting yang membuat mereka terpapar virus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement