REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menyoroti pertemuan Anies Baswedan dan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta. Menurut Ubedilah, sebagai calon presiden, Anies seharusnya fokus menemui rakyat.
Ubed mengatakan, Anies seharusnya hanya menjalin komunikasi biasa saja dengan Presiden Jokowi. Sebab, Anies sudah tidak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
Dengan posisinya kini sebagai calon presiden, Anies seharusnya lebih banyak bertemu dengan rakyat. Sebab, rakyat lah yang akan memberikan suara saat Pilpres 2024.
"Yang harus dibangun oleh Anies adalah dia mendekatkan komunikasi dengan rakyat," ujar Ubed kepada wartawan di Jakarta, Jumat (21/10).
Ubed berpendapat, Anies sebagai sosok yang banyak membaca buku, seharusnya mengetahui kisah-kisah dari berbagai belahan dunia tentang kedekatan elite dengan rakyat adalah penentu kemenangan dalam kontestasi. Apalagi, ada studi yang menemukan bahwa 80 persen pemilih akan mencoblos calon yang berkomunikasi langsung dengan mereka.
"Komunikasi langsung itu mirip dengan blusukan lah, tapi tidak di gorong-gorong. Budaya elite mendekat ke rakyat itu kan bukan sesuatu yang diciptakan baru oleh Jokowi." kata Ubed.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku, telah bertemu mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Jumat (21/10/2022), sore. Dalam pertemuan itu, Anies berpamitan setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Oya sore tadi pamit. Karena sebetulnya pekan yang lalu, tapi kan saya mengatur waktunya, tidak bisa, jadi baru tadi sore,” kata Jokowi kepada wartawan usai menghadiri HUT Partai Golkar di Jakarta International Expo, Jumat malam.