REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komitmen Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat dalam membumikan ideologi Pancasila di kalangan pelajar menuai apresiasi dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Menurut Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP RI, Dr Baby Siti Salamah, implementasi pembumian ideologi Pancasila yang konsisten diterapkan di kalangan pelajar SMA/SMK/SLB di Jabar patut dicontoh oleh provinsi lainnya di seluruh Indonesia. Karena, Jabar konsisten menjaga ideologi Pancasila di tengah ancaman budaya luar.
"Sangat bisa jadi pilot project karena itu mesti dielaborasi dan di-endorse ke daerah-daerah lain agar meniru yang bagus," ujar Baby di kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi Pengajar Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila di Mercure Hotel, Jalan Lengkong, Kota Bandung, Jumat (21/10).
Baby menilai, upaya Disdik Jabar yang menerapkan penggunaan pakaian adat di kalangan pelajar SMA/SMK/SLB patut diacungi jempol. Menurutnya, upaya tersebut menjadi salah satu perwujudan nilai-nilai Pancasila.
Oleh karena itu, kata dia, dalam diklat, pihaknya juga menegaskan kepada para tenaga pengajar untuk mengenakan pakaian adat minimal sekali dalam sepekan. Termasuk, membiasakan memakai salam-salam di daerahnya masing-masing, misalnya salam sampurasun di Jabar.
"Kalau gak kita yang membanggakan terus siapa? Lama-lama budaya kita tuh punah loh," katanya.
Tidak hanya itu, Baby pun mengapresiasi penyelenggaraan Festival Mustikarasa oleh Disdik Jabar. Melalui Festival tersebut, para pelajar dikenalkan sejak dini dengan beragam menu masakan khas Indonesia yang dapat menambah kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Seperti diketahui, Mustikarasa merupakan buku kumpulan resep masakan dari berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke di Indonesia. Buku tersebut lahir atas gagasan Proklamator Republik Indonesia IR Soekarno dan buku yang diterbitkan tahun 1967 oleh Departemen Pertanian.
Dalam Festival Mustikarasa yang digelar Disdik Jabar beberapa waktu lalu, peserta yang notabene pelajar SMP, SMA/SMK dan guru saat itu bebas memilih menu dari daerah mana saja. Menariknya, saat proses memasak peserta diwajibkan menggunakan pakaian adat. Alhasil Festival tersebut memecahan Rekor MURI Festival Mustikarasa dengan membuat 1221 Masakan Indonesia Warisan Ir Sukarno secara virtual.
"Bagus, keren! Kami berharap daerah-daerah yang menginspirasi seperti Jawa Barat bisa menularkan ke daerah-daerah lain," katanya.
Sementara menurut Kepala Disdik (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi, dalam kegiatan diklat mengatakan, pihaknya menyampaikan inovasi 7 harkat yang merupakan kepanjangan dari tujuh hari berkarakter bagi siswa.
Dedi menjelaskan, hari Senin untuk wawasan kebangsaan, Selasa (wawasan global), Rabu (literasi dan lingkungan hidup), Kamis (wawasan lokal atau budaya), Jumat (sehat jasmani rohani), Sabtu (rumahku istanaku), Ahad (berkunjung dan berbagi). "Itu adalah implementasi-implementasi yang diharapkan," katanya.
Hal itu, kata dia, sangat nyambung sekali karena pada saat nanti implementasi di siswa pihaknya ingin mencoba menebar kebaikan. "Baik yang telah kita upayakan di siswa Mustikarasa, ada pakaian beragam budaya, akan kita lampirkan," katanya.
Dedi pun mengapresiasi langkah BPIP yang hendak kembali menghidupkan penggunaan pakain adat di lingkungan sekolah. Selain mengenal beragam budaya sendiri, kata Dedi, penggunaan pakaian adat juga ikut mendongkrak ekonomi masyarakat dimana banyak tempat penyewaan pakaian adat jadi ramai pengunjung.
"Dengan ada kegiatan siswa yang menyewa pakaian baju adat, menjadi hal yang ditunggu-tunggu bagi mereka," katanya.
Dedi memastikan, ke depan pihaknya pun akan kembali menghadirkan momen istimewa siswa siswi di Jabar mengenakan pakaian adat. Pasalnya, apa yang sudah dilakukan selama ini dinilai sangat positif. "Kita akan hadirkan di seluruh sekolah di Jabar," katanya.