Ahad 23 Oct 2022 09:20 WIB

Viral Video Jokowi Disebut Tolak Peluk Surya Paloh, Faldo: Ukur Diri Saja

Faldo sebut secara personal tak ada masalah antara Jokowi dan Paloh.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo meresmikan Nasdem Tower, Jakarta, Selasa (22/2).
Foto: Tangkapan Layar
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo meresmikan Nasdem Tower, Jakarta, Selasa (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang menunjukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersalaman dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh viral di media sosial. Ini karena dinarasikan bahwa Jokowi menolak memeluk Paloh. Peristiwa tersebut terjadi saat menghadiri puncak HUT Golkar ke-58 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10).

Staf Khusus Mensesneg, Faldo Maldini pun menyampaikan, perlunya komitmen dari partai koalisi terhadap visi Presiden.

Baca Juga

"Kalau tidak komit lagi dengan visi presiden, ya harusnya ukur diri saja. Datang tampak muka, pergi tampak punggung. Pamit baik-baik," kata Faldo dari keterangan tertulisnya, dikutip pada Ahad (23/10).

Secara personal, lanjut dia, tidak ada masalah antara Jokowi dengan Surya Paloh. Sebab, dalam pidatonya Jokowi juga menyebut hampir semua nama tokoh yang hadir.

"Saya kira tidak ada soal personal, dalam pidato hampir semua nama tokoh disebut Presiden. Tidak ada masalah," ujarnya.

Lebih lanjut, Faldo kemudian berbicara dari sisi kenegaraan. Ia mengatakan acara peringatan HUT Golkar yang dihadiri Jokowi tersebut merupakan acara partai pendukung pemerintah.

Menurutnya, anggota koalisi pemerintahan pun seharusnya solid untuk ikut berkontribusi menuntaskan persoalan negara hingga pemerintahan selesai. "Termasuk, soal keberlanjutan pemerintahan. Ini pesan utamanya," tambah dia.

Dalam pidatonya, Faldo menyebut Presiden sudah berkali-kali mengingatkan agar partai politik berhati-hati dalam mencari pemimpin yang baru. Prosesnya pun tidak perlu dilakukan terburu-buru karena masalah yang dihadapi ke depannya juga akan semakin berat.

"Presiden juga berkali-kali mengatakan harus hati-hati mencari kepemimpinan. Tidak perlu buru-buru. Masalah yang akan dihadapi akan berat, krisis ekonomi dan pangan. Jadi perlu duduk bersama dulu, mendudukan permasalahan yang jadi tugas selanjutnya," kata Faldo.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar partai politik tidak sembrono, lebih berhati-hati, teliti, dan cermat dalam mengusung calon presiden dan wakil presiden. Jokowi pun mengibaratkan pemilihan presiden dan wakil presiden layaknya pemilihan pilot dan copilot.

Dengan penumpang yang sangat banyak. Pemilihan inipun dinilainya tak mudah dilakukan. Jokowi mengutip video yang diunggah Nas Daily terkait pemilihan pilot. Terdapat dua kandidat pilot yang akan dipilih oleh sebuah perusahaan maskapai. Agar bisa terpilih menjadi pilot, calon pilot pertama menyampaikan bahwa akan mematuhi hukum penerbangan internasional. Ia juga menyampaikan akan terbang di atas ketinggian 30 ribu kaki.

Kemudian calon pilot kedua menyampaikan, akan memberikan tiket kelas bisnis untuk seluruh penumpangnya serta memberikan diskon tiket. “Bapak ibu akan tertarik yang mana?,” kata Jokowi.

Ia pun yakin, masyarakat akan lebih tertarik untuk memilih calon pilot nomor dua karena menjanjikan akan memberikan tiket kelas bisnis dan juga memberikan diskon tiket.

Namun, Jokowi menegaskan agar para pemilih yang tertarik untuk memilih calon pilot nomor dua itu untuk berhati-hati. Karena menurutnya, janji manis yang disampaikan oleh calon pilot nomor dua tersebut tidak masuk akal.

“Yang milih nomor 2 itu hati-hati. Karena pasti ini karena emosional dan kurang informasi. Dan sebetulnya tawarannya tidak masuk akal. Sudah diberi kelas bisnis semuanya kemudian tiketnya di diskon. Menarik sekali tapi tidak masuk akal,” tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement