UMKM Sleman Dapat Pelatihan Peningkatan Kapasitas
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pengunjung mengamati produk UMKM yang dipamerkan saat acara Festival UMKM Sleman. | Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Agenda Peningkatan Kapasitas bagi UMKM Kabupaten Sleman resmi ditutup. Acara yang berlangsung di Kantor Bank Sleman tersebut merupakan hasil kerja sama antara Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sleman dan Bank Sleman.
Kegiatan tersebut memberikan pelatihan bagi pelaku-pelaku usaha kecil menengah yang ada di Kabupaten Sleman. Ketua Baznas Sleman, Kriswanto mengatakan, acara Peningkatan Kapasitas bagi UMKM Kabupaten Sleman diberikan kepada 48 orang.
Terdapat empat kelompok yang mengikuti pelatihan. Antara lain kelompok usaha mitra binaan Dinas Sosial lima kelompok, kelompok usaha mitra binaan Dinas Koperasi tiga Kelompok dan kelompok usaha mitra binaan DP3AP2KB tiga kelompok.
Selain itu, ada kelompok usaha mitra binaan Baznas Sleman sebanyak 15 kelompok. Kriswanto menekankan, secara total pelatihan ini diberikan kepada sebanyak 48 orang.
Ia berharap, pelatihan ini dapat bermanfaat dan UMKM di wilayah Sleman. "Agar dapat lebih berkembang dan berdaya," kata Kriswanto.
Pada kesempatan itu, Bupati Sleman, Kustini Purnomo, menyampaikan dukungan yang sama terhadap kegiatan peningkatan kapasitas tersebut. Ia menilai, pelatihan UMKM menjadi sarana untuk menciptakan peluang untuk mengoptimalkan pemasaran.
Terutama, bagi produk-produk UKM yang ada di Sleman setelah pandemi Covid-19. Kustini berharap, penyelenggaraan pelatihan UMKM ini sekaligus dapat dioptimalkan oleh peserta untuk mengoptimalkan pengembangan UMKM-UMKM Sleman.
Selain itu, Kustini mengingatkan, pangsa pasar saat ini sudah didominasi oleh generasi milenial. Sehingga, teknologi memang merupakan salah satu faktor yang mereka gunakan dalam rangka menentukan jasa maupun produk yang akan digunakan.
Kustini mengajak peserta pelatihan dapat memanfaatkan ilmu yang didapat sebaik-baiknya agar pelaku UMKM Sleman dapat terus meningkat dan naik kelas. Artinya, ilmu-ilmu yang didapat tidak berhenti sampai pelatihan saja.
"Tapi, bapak ibu bisa mengembangkan produk dengan inovasi kekinian, sehingga semakin menaikkan nilai jual produk dan membuka peluang ekonomi lebih besar," ujar Kustini.