REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG – Pemerintah Kabupaten Tangerang masih mengebut pembangunan kawasan Ketapang Urban Aquaculture, Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Pembangunan yang digarap untuk menyongsong agenda Partnership in Environmental Management for The Seas of East Asia (Pemsea) Network of Local Government (PNLG) pada 25—29 Oktober 2022 itu, saat ini sudah berjalan hingga 90 persen.
“Pembangunan sudah 90 persen, namun ada beberapa bagian yang harus segera diselesaikan, seperti ruang observasi, perbaikan gedung serbaguna, dan juga bagian-bagian kecil yang perlu dirapikan,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Moch. Maesyal, Ahad.
Maesyal berharap pembangunan kawasan Ketapang Urban Aquaculture dapat segera terealisasi maksimal sehingga dapat memfasilitasi berjalannya agenda Pemsea 2022. Kabupaten Tangerang diketahui menjadi tuan rumah pada tahun ini karena konsep pembangunan lingkungan hidup yang dilakukan melalui budidaya mangrove. Para peserta Pemsea dari 11 negara nantinya akan mengunjungi titik budidaya mangrove di Desa Ketapang tersebut untuk dijadikan percontohan.
“Kami berharap mudah-mudahan dengan adanya program ini, nantinya dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat,” tuturnya.
Pemkab Tangerang memang tengah gencar menata kawasan wisata urban aquaculture Ketapang dalam menyambut event Pemsea. Diantaranya pembangunan Jembatan Ketapang, akses jalan, dan tempat pengelolaan sampah terpadu dengan sistem reused, reduce, dan recycle (TPST 3R), juga revitalisasi Sungai Ketapang.
Pembenahan yang dilakukan di Desa Ketapang diharapkan tidak hanya demi keberlangsungan event internasional Pemsea. Tetapi secara jangka panjang juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Mayoritas warga di Desa Ketapang adalah nelayan, tentunya dengan adanya pembangunan ini dapat memberikan manfaat untuk membangkitkan ekonomi masyarakat sekitar wisata mangrove,” ujar Kepala Bidang Bina Marga Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang, Endang Sukendar.
Pembangunan Desa Ketapang juga mendapat dukungan dari dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang. Bahkan pembangunan Jembatan Ketapang dinilai sebagai monumen kebangkitan ekonomi di bagian utara Kabupaten Tangerang.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang, Deden Umar Dani mengatakan bahwa wilayah Ketapang telah dikenal sebagai salah satu desa tertinggal di Kabupaten Tangerang. Dengan pembangunan yang dilakukan, anggapan itu bisa berubah karena terjadi pergerakan ekonomi bagi warga sekitar.
“Tentunya ini akan memberi dampak yang luar biasa secara ekonomi bagi masyarakat di sana. Ketapang ini kan dari dulu disebut bagian dari desa tertinggal di Kabupaten Tangerang, saya berharap bahwa kehadiran jembatan ini juga bisa mengangkat Desa Ketapang menjadi desa yang maju dan sejahtera,” ungkap Deden, baru-baru ini.