Senin 24 Oct 2022 09:25 WIB

Pengelola Dana Kekayaan Arab Saudi Berencana Pesan 80 Pesawat

Pesawat tersebut dipesan untuk maskapai nasional baru Arab Saudi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Maskapai Saudi Airlines (ilustrasi). Pengelola dana investasi publik Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF), berencana memesan sekitar 80 pesawat.
Foto: saudigazette
Maskapai Saudi Airlines (ilustrasi). Pengelola dana investasi publik Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF), berencana memesan sekitar 80 pesawat.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Pengelola dana investasi publik Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF), berencana memesan sekitar 80 pesawat. Dikutip dari sumber Bloomberg, PIF sedang dalam pembicaraan dengan Boeing dan Airbus untuk pembelian pesawat pertama maskapai nasional baru. 

Sebelumnya PIF diketahui akan membeli 40 pesawat dan mengambil opsi pembelian untuk jumlah yang sama. Persyaratan tersebut mencakup pesawat lorong tunggal dan model berbadan lebar yang lebih besar dan mampu terbang jarak jauh. 

Baca Juga

Meskipun begitu, Juru Bicara PIF dan Airbus menolak berkomentar. Begitu juga dengan Boeing yang belum menanggapi saat ditanyai konfirmasinya mengenai pemesanan pesawat tersebut. 

Sementara Saudi mengatakan pada tahun lalu akan menemukan maskapai penerbangan nasional kedua di samping maskapai penerbangan Saudi Arabia. Rencana tersebut sebagai bagian dari dorongan Visi 2030 untuk membuat ekonomi tidak terlalu bergantung pada minyak. 

Pemesanan pesawat akan mengacu pada pesawat Boeing 737 Max melawan Airbus A320neo-series dalam kategori jarak pendek. Sedangkan untuk pilihan untuk rute jarak jauh adalah antara 787 Dreamliner perusahaan Amerika dan 777X baru yang belum memasuki layanan dan A350 saingan Eropa dan A330neo bermesin ulang.

Maskapai baru ini diperkirakan akan menunjuk Tony Douglas sebagai chief executive officer (CEO). Douglas pekan lalu mengundurkan diri sebagai kepala maskapai penerbangan Abu Dhabi yakni Etihad Airways yang kemungkinan akan bersaing dengan perusahaan rintisan itu untuk lalu lintas antarbenua.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement