Senin 24 Oct 2022 10:05 WIB

Ukraina Tuduh Rusia Halangi Pengiriman dari Pelabuhan

Dalam beberapa hari terakhir, pelabuhan Ukraina hanya berfungsi 30 persen kapasitas.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Gandum diturunkan dari kapal kargo SV. Nikolay merapat di Izmir, Turki, pada 25 Juni 2022.
Foto: AP Photo/Yoruk Isik
Gandum diturunkan dari kapal kargo SV. Nikolay merapat di Izmir, Turki, pada 25 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Sebanyak tujuh kapal berlayar dari pelabuhan Ukraina membawa biji-bijian menuju Asia dan Eropa pada Ahad (23/10/2022). Hanya saja, Ukraina menuduh Rusia menghalangi implementasi penuh kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.

"Rusia sengaja menghalangi realisasi penuh Grain Initiative. Akibatnya, pelabuhan (Ukraina) ini dalam beberapa hari terakhir hanya berfungsi 25-30 persen dari kapasitasnya,” kata Kementerian Infrastruktur Ukraina dalam sebuah pernyataan melalui Telegram.

Baca Juga

Kementerian Infrastruktur Ukraina menyatakan, tujuh kapal yang membawa total 124.300 ton bahan makanan yang tersisa dari pelabuhan Odesa, Chornomorsk, dan Pivdennyi. Di antara kapal-kapal yang berangkat, termasuk satu yang disewa oleh Program Pangan Dunia PBB, membawa 40 ribu ton gandum dari Chornomorsk dan menuju Yaman. "Sangat penting bahwa hari ini kapal keenam berlayar dari pelabuhan kami dengan bahan makanan yang disewa dalam konteks Program Pangan Dunia PBB," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

"Kapal ini menuju Yaman dengan gandum. Ethiopia, Yaman dan Afghanistan, ketiga negara ini telah menerima bahan makanan berkat ekspor kami dan program pangan PBB," ujarnya.

Spesialis perdagangan juga telah menyuarakan keprihatinan tentang waktu tunggu kapal karena berkurangnya jumlah inspeksi, jauh lebih sedikit dari 12 inspeksi yang seharusnya dilakukan setiap hari. "Koridor gandum setidaknya berfungsi, tetapi sangat tidak stabil," kata kepala perusahaan perdagangan gandum Agrotrade Andriy But mengatakan kepada publikasi UkrAgroConsult pada pekan lalu.

Perjanjian yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki pada Juli ini membuka jalan bagi Ukraina untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan yang telah ditutup sejak Rusia menginvasi. Sedangkan Moskow mendapatkan jaminan untuk ekspor biji-bijian dan pupuknya.

Ukraina menyerukan pembaruan kesepakatan tetapi kekhawatiran tentang keengganan Rusia menyetujui perpanjangan di luar batas waktu pada 19 November. Kekhawatiran ini terus meningkat setelah Moskow berulang kali mengajukan keluhan tentang implementasinya. Duta Besar Rusia untuk PBB Gennady Gatilov pekan lalu mengatakan, Rusia telah mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang berisi daftar keluhan.

Sejak 1 Agustus, kesepakatan biji-bijian yang terjadi di Istanbul telah menghasilkan 380 kapal yang membawa 8,5 juta ton bahan makanan dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina ke negara-negara di Afrika, Asia, dan Eropa.  Kesepakatan itu meredakan krisis pangan dunia, meski terkadang muncul hambatan dalam pendistribusian.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement