Senin 24 Oct 2022 11:10 WIB

Organisasi Energi Atom Iran Sebut Email Anak Perusahaannya Diretas

Peretas meminta Iran membebaskan tahanan politik.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
Peretasan (ilustrasi). Organisasi energi atom Iran mengatakan bahwa server email milik salah satu anak perusahaannya telah diretas dari negara asing dan informasi yang dipublikasikan secara online
Foto: Jakub Porzycki/NurPhoto
Peretasan (ilustrasi). Organisasi energi atom Iran mengatakan bahwa server email milik salah satu anak perusahaannya telah diretas dari negara asing dan informasi yang dipublikasikan secara online

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Organisasi energi atom Iran mengatakan bahwa server email milik salah satu anak perusahaannya telah diretas dari negara asing dan informasi yang dipublikasikan secara online, media pemerintah melaporkan pada Ahad (23/10/2022). Sebuah kelompok peretasan Iran, Black Reward, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Twitter bahwa mereka telah merilis informasi yang diretas terkait dengan kegiatan-kegiatan nuklir iran, menyatakan tindakan itu sebagai tindakan dukungan bagi para pengunjuk rasa di Iran. 

Pernyataan mereka, yang diterbitkan pada Sabtu (22/10/2022), diakhiri dengan kata-kata “Atas nama Mahsa Amini dan untuk wanita, hidup, kebebasan”. Ini merupakan sebuah dukungan untuk protes yang dipicu oleh kematiannya dalam tahanan polisi moral bulan lalu.

Baca Juga

Black Reward mengatakan informasi yang dirilis termasuk “manajemen dan jadwal operasional berbagai bagian pembangkit listrik Bushehr”, paspor-paspor dan visa-visa spesialis Iran dan Rusia yang bekerja di sana, dan “kontrak dan perjanjian pengembangan atom dengan mitra domestik dan asing”.

Departemen umum diplomasi publik dan informasi organisasi energi atom mengecilkan pentingnya informasi yang dirilis, dengan mengatakan langkah ini dibuat dengan tujuan menarik perhatian publik. “Perlu dicatat bahwa konten dalam email-email pengguna berisi pesan-pesan teknis dan pertukaran-pertukaran harian rutin dan terkini,” lapor media pemerintah.

Black Reward, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada 21 Oktober, mengancam akan merilis informasi yang diretas dalam 24 jam kecuali pihak berwenang membebaskan tahanan-tahanan politik dan orang-orang yang ditangkap selama kerusuhan.

Pembicaraan antara kekuatan dunia dan Iran yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 terhenti, dengan Amerika Serikat mengatakan 12 Oktober bahwa Teheran telah menunjukkan sedikit minat untuk menghidupkan kembali pakta tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement