REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengumumkan, realisasi investasi pada kuartal III 2022 mencapai Rp 307,8 triliun. Maka sepanjang Januari sampai September 2022, investasi yang sudah terealisasi sebesar Rp 892,4 triliun atau 74,4 persen dari target Rp 1.200 triliun.
Realisasi investasi tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 965.122 orang dari Januari sampai September 2022. Bahlil pun optimis, target investasi tahun ini bisa tercapai meski ekonomi global sedang tidak menentu.
"Secercah harapan untuk investasi insya Allah ada terangnya. Insya Allah target kami Rp 1.200 triliun akan bisa kita capai," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (24/10/2022).
Secara geografis, realisasi investasi di luar Jawa sepanjang Januari sampai September 2022 mencapai 52,9 persen atau Rp 472,1 triliun. Angka itu tumbuh 38,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi di pulau Jawa yang hanya tumbuh 31,9 persen menjadi sebesar Rp 420,3 triliun atau 47,1 persen dari target. "Dulu saat awal, tugas saya dari Pak Jokowi terkait investasi, bagaimana pemerataan, karena sejak merdeka sampai 2020 investasi terpusat di Jawa, lalu kami buat arah kebijakan baru. Kuncinya satu, kalau pertumbuhan ekonomi fokus ke Jawa investasi pasti ke sana, maka lakukan pemerataan dulu," tuturnya.
Ia merincikan, lokasi investasi terbanyak sepanjang sampai kuartal III 2022 berada di Jawa Barat dengan realisasi Rp 128,4 triliun. Disusul DKI Jakarta Rp 108,9 triliun, Jawa Timur Rp 79,5 triliun, Sulawesi Tengah Rp 76,4 triliun, dan Rp Riau Rp 71,9 triliun.
Secara sektor, realisasi investasi sepanjang Januari sampai September 2022 paling banyak berasal dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 131,8 triliun. Lalu di sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 97,6 triliun, pertambangan Rp 96,5 triliun, perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp 80,5 triliun, serta listrik, gas dan air Rp 68,6 triliun.
Dilihat dari asal investasi, pada kuartal III 2022 jumlah investasi asing atau Penanaman Modal Asing (PMA) mendominasi sebanyak 54,9 persen atau sebesar Rp 168,9 triliun. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 45,1 persen atau Rp 138,9 triliun.
Sepanjang Januari sampa September 2022 pun, PMA mendominasi sebesar 53,7 persen atau Rp 479,3 triliun. Lalu PMDN sebesar Rp 413,1 triliun atau 46,3 persen.
Pada kuartal ini, Singapura menjadi negara yang paling banyak berinvestasi di Tanah Air, totalnya mencapai 3,8 miliar dolar AS atau 32,5 persen. Disusul China 1,6 miliar dolar AS atau 13,3 persen, Jepang 1 miliar dolar AS atau 8,7 persen, Hongkong juga 1 miliar dolar AS atau 8,7 persen, serta Malaysia sebanyak 0,9 miliar dolar AS atau 7,7 persen.
Bahlil menjelaskan, investasi dari Singapura dan Malaysia tidak sepenuhnya dari kedua negara tersebut. "Jangan terkecoh, Singapura ini jadi hub kita, semua uang Singapura ini uang Indonesia dan negara lain, tapi kita jangan campur mereka, mereka sudah punya trust. Malaysia juga hub dari sebagian Korea masuk, akuisisi di Indonesia. Ini bukan uang Malaysia," tegasnya.