Senin 24 Oct 2022 13:25 WIB

Al-Shabaab Kembali Lakukan Aksi Teror di Somalia, 9 Warga Tewas

9 orang tewas dan 47 orang terluka dalam serangan di hotel di Kismayo, Somalia

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Gerilyawan Ash-Shabaab, yang menguasai Somalia.
Foto: Reuters
Gerilyawan Ash-Shabaab, yang menguasai Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Sebanyak sembilan orang tewas dan 47 orang terluka dalam serangan di sebuah hotel di Kismayo, Somalia pada Ahad (23/10/2022) waktu setempat. Kelompok pemberontak Al-Shabaab mengeklaim serangan tersebut.

Kismayo merupakan kota pelabuhan yang terakhir terkena serangan menyusul kebangkitan kelompok teror terkait Al-Qaeda. Para pemberontak tersebut terutama menargetkan ibu kota Mogadishu dan Somalia tengah.

Serangan Ahad dimulai pada pukul 12.45 waktu setempat ketika sebuah mobil menabrak pintu masuk Hotel Tawakal. Aksi teror itu kemudian berakhir pukul 19.00 setelah para penyerang dibunuh oleh pasukan keamanan.

Menteri Keamanan Somalia Jubaland Yusuf Hussein Osman mengatakan, di antara para korban adalah siswa yang tengah berjalan meninggalkan sekolah terdekat. Menurut keterangan menteri, keempat penyerang termasuk pelaku bom bunuh diri tewas.

"Yang pertama meledakkan dirinya sendiri dan (sisanya) tiga orang dibunuh oleh pasukan keamanan" kata Osman seperti dikutip laman India Today, Senin (24/10/2022).

"Ini bukan target pemerintah," kata petugas polisi Abdullahi Ismail. "Ini hanya hotel biasa yang sering dikunjungi warga sipil," imbuhnya.

Seorang warga bernama Farhan Hassan sedang berada di luar hotel ketika serangan itu terjadi. "Seorang pengebom bunuh diri mengendarai kendaraan ke pintu masuk hotel sebelum orang-orang bersenjata memasuki gedung," katanya.

Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan enam jam. Pihaknya mengatakan anggota pemerintah federal Jubaland sedang bertemu di hotel pada saat itu.

Al-Shabaab memang telah berusaha menggulingkan pemerintah selama lebih dari 15 tahun dan secara teratur menyerang sasaran sipil dan militer. Kismayo pernah menjadi kubu Al-Shabaab sebelum diambil alih pada 2012 oleh milisi lokal yang didukung oleh pasukan Kenya.

Pada Agustus, kelompok tersebut melancarkan serangan senjata dan bom selama 30 jam di hotel Hayat yang populer di Mogadishu. Insiden itu menewaskan 21 orang dan melukai 117 orang.

Pada 2019, kelompok tersebut melakukan serangan serupa di sebuah hotel di Kismayo yang menewaskan 26 orang dan melukai 56 orang. Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud, yang terpilih pada Mei, bersumpah setelah pengepungan Agustus untuk mengobarkan perang habis-habisan terhadap kelompok Islamis.

Pada September ia mendesak warga untuk menjauh dari daerah yang dikendalikan oleh jihadis. Serangan drone gabungan AS-Somalia menewaskan salah satu komandan paling senior militan pada 1 Oktober.

Hanya beberapa jam setelah kematiannya diumumkan, tiga pemboman di kota selatan Beledweyne menewaskan sedikitnya 30 orang. Selain kekerasan, Somalia seperti tetangganya di Tanduk Afrika berada dalam cengkraman kekeringan terburuk dalam lebih dari 40 tahun. Empat musim hujan yang gagal telah memusnahkan ternak dan tanaman. Sekitar 7,8 juta orang Somalia hampir setengah dari populasi terkena dampak kekeringan dan 213.000 berada di ambang kelaparan sebagai akibatnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement