REPUBLIKA.CO.ID, MERSEYSIDE -- Penampilan inkonsistensi kembali ditunjukkan Liverpool. Layaknya roller coaster, performa pasukan Merseyside Merah kerap naik-turun pada kompetisi Liga Primer Inggris 2022/2023.
Perjalanan Liverpool musim ini terbilang cukup sulit. Hingga memasuki pekan ke-11, the Reds masih tertahan di peringkat tujuh klasemen sementara Liga Inggris dengan perolehan 16 poin berkat empat kemenangan, empat imbang, dan tiga kekalahan. Alhasil koleksi poin Jordan Henderson dkk terpaut 11 poin dari Arsenal yang memuncaki klasemen sementara dengan koleksi 27 poin dari sembilan menang dan sekali kalah.
Penggemar the Reds telanjur bersuka cita usai kemenangan bergengsi atas Manchester City pun West Ham United tengah pekan kemarin. Momen positif itu nyatanya tidak dapat dipertahankan Mohamed Salah dkk setelah dipermalukan tim zona degradasi Nottingham Forest.
Bertandang ke Stadium City Ground, markas Nottingham Forest, Ahad (23/10) dini hari WIB, Liverpool menyerah dengan skor tipis 0-1 oleh tuan rumah lewat gol semata wayang Taiwo Awoniyi. Klub promosi itu tampil luar biasa sehingga mampu meredam ketajaman lini gedor the Anfield Gank.
Pelatih Liverpool Juergen Klopp menyatakan, kekalahan atas the Tricky Trees tidak menggambarkan penampilan anak asuhnya. Ahli taktik asal Jerman itu menilai penyebab merosotnya performa Liverpool tak terlepas dari banyaknya pemain cedera.
"Kami tahu itu akan menjadi pertandingan yang sulit. Apalagi ini adalah pekan yang intens, tiga partai dalam enam hari dengan skuad terbatas. Anda tidak bisa melakukan perubahan pun rotasi," ujar Klopp menjelaskan dilansir Liverpool Echo, Ahad (23/10).
Darwin Nunez dan Thiago Alcantara tidak ada dalam skuad Liverpool saat bertolak ke markas Nottingham Forest. Selain kedua pemain tersebut, Merseyside Merah telah kehilangan beberapa pemain seperti Luis Diaz, Diogo Jota, Joel Matip, Naby Keita, Alex Oxlade-Chamberlain, Ibrahima Konate, serta Arthur Melo.
Persoalan cedera pemain memang menjadi risiko bagi setiap pelatih. Namun, satu sorotan yang paling menjadi perhatian adalah hilangnya sosok Sadio Mane yang pindah ke Bayern Muenchen sebagai mesin pun ruh lini depan the Anfield Gank.
Mohamed Salah yang belakangan sudah kembali akrab dengan gawang lawan lewat catatan lima gol dari enam laga terakhir di semua pertandingan ternyata masih belum dapat diandalkan seorang diri. Apalagi, penyerang Darwin Nunez belum juga nyetel dengan permainan rekan setim. Tak terlihat lagi permainan yang 'klik dan padu' di sepertiga akhir lini depan Liverpool seperti beberapa musim sebelumnya.
"Kami tidak memainkan sepak bola terbaik kami, itu jelas. Setelah laga lawan Man City, orang-orang mengatakan kami telah menemukan performa terbaik. Tetapi, kami tidak cukup dengan itu karena kami harus mendapatkan konsistensi," kata bek kiri Liverpool Andrew Robertson.
Pesepak bola asal Skotlandia itu menjelaskan, timnya harus lebih klinis di lini depan. Pasalnya, Liverpool telah banyak menciptakan peluang dan selalu mengontrol permainan.
Di sisi lain, Direktur Olahraga Liverpool, Michael Edwards, memang pantas dipuji karena kemampuannya merekrut pemain yang sempurna untuk sistem Klopp. Ia yang berperan membawa Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane ke Anfield.
Tetapi sejak tim terbentuk dan menghasilkan sejumlah gelar, Edwards gagal memberi solusi bagi masalah Liverpool. Ia seakan 'mati suri' menghadirkan kedalaman skuad, berupa pemain pelapis yang kualitasnya tak terpaut jauh dengan pemain utama.