REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Partai Komunis China (CPC) menyatakan tidak akan mengekspor model pembangunan yang ditempuh negaranya ke negara lain. Juru bicara Kongres Nasional ke-20 CPC Sun Yeli juga menyatakan bahwa negaranya juga tidak akan mengimpor model pembangunan dari negara lain.
"Kami menentang beberapa negara lain yang memaksakan diri model pembangunannya ke China," katanya dalam pengarahan pers di Beijing, Senin.
Setiap negara, lanjut dia, harus mengambil langkah sendiri dalam mencapai modernisasi sesuai dengan situasi masing-masing. "Semua langkah yang ditempuh oleh setiap negara menuju modernisasi yang mandiri haruslah dihormati," kata Deputi Ketua Departemen Publikasi Komite Sentral CPC itu.
Menurut dia, langkah yang diambil China telah menciptakan pilihan baru bagi masyarakat global dalam mencapai modernisasi. Langkah China itu dianggapnya sebagai bentuk keragaman manusia dan saling belajar tentang peradaban dunia yang berbeda-beda.
"Jika komunitas global ingin belajar atau meminjam pengalaman China, kami dengan hati lapang bersedia berbagi secara objektif. Sebaliknya kami juga secara jujur akan belajar atau meminjam pengalaman negara lain," kata Sun.
Ia menegaskan bahwa tidak ada satu pun model pembangunan yang paling cocok untuk segala situasi menuju modernisasi.
Sun menyebutkan bahwa langkah China di bawah bimbingan CPC menuju modernisasi mencakup beberapa elemen yang lazim dalam mencapai modernisasi. Namun China memiliki keunikan tersendiri, termasuk dari segi populasi yang mencapai 1,4 miliar jiwa itu.
China akan terus mengusung perdamaian, pembangunan, dan kerja sama yang saling menguntungkan. "Modernisasi ala China adalah modernisasi pembangunan damai. Kami tidak mundur menapaki jalan lama, seperti perang, kolonialisasi, dan penjarahan, tapi melalui perdamaian, pembangunan, dan kerja sama saling menguntungkan," kata Sun menegaskan.
Dalam Kongres Nasional ke-20 CPC yang berlangsung pada 16-22 Oktober 2022, model pembangunan China sebagai negara sosialis modern terus didengung-dengungkan. Model pembangunan ala sosialis berkarakteristik China tersebut diadopsi dari pemikiran Xi Jinping selaku pimpinan puncak partai penguasa tunggal di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.
Kongres tersebut menahbiskan Xi Jinping untuk menjadi Sekretaris Jenderal CPC periode ketiganya, yakni 2022-2027, setelah semua delegasi secara aklamasi menyetujui perubahan Anggaran Dasar CPC. Sebuah fenomena politik yang jarang terjadi di China.