REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Perpustakaan menjadi salah satu fasilitas yang dimiliki oleh sekolah, baik di tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi maupun universitas. Sarana yang ada ini pun dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan minat baca dan meningkatkan literasi para siswa.
Salah satu yang berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan perpustakaan, yakni SMPN 12, Tanjung Jabung (Tanjab) Timur, Provinsi Jambi. Perpustakaan sekolah ini bahkan mendapatkan akreditasi B pada tahun 2021 yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional.
"Dan ini adalah satu satunya sekolah di Tanjung Jabung Timur yang berakreditasi B perpustakaannya," kata Kepala Sekolah SMPN 12, Tanjung Jabung Timur, Anita Sriyuanti, Selasa (18/10/2022).
Anita mengatakan, sebelumnya, sekolah tersebut juga telah mengantongi juara pertama dalam lomba perpustakaan tingkat kabupaten sejak tahun 2013. Gelar ini pun dipertahankan sebanyak lima kali berturut-turut.
Hal inilah yang menjadi awal mula perpustakaan SMPN 12 Tanjab Timur bisa mendapatkan akreditasi B. Sebab, perpustakaan daerah setempat menawari pihak sekolah untuk mengikuti akreditasi.
Anita menyebut, proses akreditasi itu dilakukan secara daring. Ia pun sempat merasa ragu bisa mendapatkan hasil yang baik lantaran pihaknya kekurangan publikasi melalui media mengenai perpustakaan yang dimiliki.
Namun, ia menekankan, salah satu indikator penilaian dalam akreditasi itu adalah tata kelola. Perpustakaan yang dikelola oleh sekolah dinilai bagus dan memiliki keragaman buku yang banyak. Jumlahnya sekitar 15 ribu koleksi buku, dimana 5.000 diantaranya merupakan buku fiksi.
"Iya, kami harus punya koleksi selain buku paket itu harus banyak, referensi untuk anak dan sebagainya," kata dua.
"Setiap tahun kami menganggarkan dari dana BOS itu 20 persen untuk beli buku," imbuhnya.
Selain dari Dana BOS, pihak sekolah juga pernah mendapatkan bantuan buku dari perpustakaan nasional. Buku-buku yang ada di perpustakaan SMPN 12 ini juga ada yang berasal dari sumbangan orang tua murid, hingga para alumni.
Anita menjelaskan, untuk membiasakan para siswa membaca buku di perpustakaan, pihak sekolah mengatur jadwal kunjungan. Selain menumbuhkan kebiasaan tersebut, cara ini juga dilakukan karena kondisi ruang perpustakaan yang tidak mampun menampung semua murid berjumlah sebanyak 252 orang.
Setiap hari Senin merupakan jadwal bagi para siswa kelas IX untuk berkunjung ke perpustakaan. Hari Selasa untuk kelas VII, Rabu kelas VII, Kamis kembali lagi ke kelas IX. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ada siswa dari kelas lain yang ingin masuk ke perpustakaan, meski tidak sesuai alur yang telah diatur. Jadwal ini dilakukan saat sedang jam istirahat murid-murid di sekolah.
"Dirata-ratakan sehari 50 orang atau siswa ke perpustakaan," ungkap dia.
Dia mengungkapkan, buku yang diminati oleh para pelajar, yakni buku fiksi, baik yang dilengkapi gambar maupun hanya tulisan. Tetapi tak sedikit juga yang menyukai buku tentang pertanian. Sebab, berdasarkan kondisi geografis Tanjab Timur, sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani atau bercocok tanam.
Selain itu, sekolah ini juga mempunyai program bernama Ojek Baca atau OCA. Meski disebut ojek, tapi pelaksanaannya justru menggunakan sepeda yang mengedarkan buku kepada murid-murid lainnya saat jam istirahat.
Setiap kelas memiliki duta baca. Mereka lah yang mengayuh sepeda tersebut di dalam lingkungan sekolah secara bergantian. "Jadi OCA ini untuk mendekatkan buku kepada siswa kalau mereka enggak sempat datang ke sini (perpustakaan). Dilakukan setiap hari Senin-Kamis, kalau Jumat kan durasi belajar di sekolah lebih cepat," jelasnya.
Selain sekolah ini, ada juga sekolah lainnya di Tanjab Timur yang fokus dalam peningkatan minat baca serta literasi para siswa, yakni SMPN 17. Sekolah ini pun memiliki program Gerakan Membaca Bahagia atau disingkat GERABAH.
Kepala Sekolah SMPN 17 Tanjab Timur, Hasnah mengatakan sumber bacaan dalam gerakan ini berasal dari koleksi pribadi siswa dan perpustakaan sekolah. GERABAH dilaksanakan setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis selama 10 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai.
"Program ini dilatarbelakangi dari kegiatan literasi sekolah," jelas Hasnah.
Adapun kedua sekolah ini merupakan mitra Tanoto Foundation yang mengikuti Program PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran. Salah satu produk kegiatan ini adalah budaya baca.
Anita mengungkapkan, dengan kehadiran Tanoto Foundation, SMPN 12 bisa semakin mengembangkan perpustakaan yang ada. Bahkan, ia menyebut, program yang dilakukan dapat meningkatkan minat baca para siswa hingga mencapai 90 persen.
"Kalau sampai sekarang sudah bisa mencapai 90 persen minat baca siswa," kata Anita.