Selasa 25 Oct 2022 14:46 WIB

Gen Z Kian Tertarik Terima Berita Lewat TikTok

Angka Gen Z yang lebih suka menerima berita melalui TikTok terus bertambah.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nora Azizah
Angka Gen Z yang lebih suka menerima berita melalui TikTok terus bertambah.
Foto: AP/Kiichiro Sato
Angka Gen Z yang lebih suka menerima berita melalui TikTok terus bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru yang dilakukan oleh Pew Research Center mengungkapkan semakin banyak orang Amerika Serikat (AS) yang mendapatkan berita dari platform TikTok. Jumlah presentase orang yang menerima berita dari TikTok meningkat tiga kali lipat sejak tahun 2020.

Sekitar 10 persen dari semua orang dewasa AS sekarang secara teratur mendapatkan berita di aplikasi. Untuk orang dewasa di bawah 30 tahun, angka itu melonjak menjadi 26 persen. Pengguna melihat TikTok tidak hanya sebagai platform hiburan atau media sosial tetapi sebagai sumber berita.

Baca Juga

Sepertiga pengguna dewasa mengatakan mereka mendapatkan berita di platform, naik dari 22 persen pada tahun 2020. Studi Pew juga menemukan konsumsi berita pada platform lain menurun. Misal, di Facebook, pada tahun 2020 sekitar 54 persen pengguna dewasa mendapatkan berita di Facebook. Namun, angka tersebut menurun sekarang menjadi 44 persen.

Sementara di YouTube, jumlah pengguna yang mendapatkan berita cenderung stagnan selama beberapa tahun terakhir. Tidak heran bagi anak muda, TikTok menjadi platform untuk mencari berita.

Dilansir The Verge, Selasa (25/10/2022), bulan lalu, New York Times menulis tentang Gen Z yang menggunakan TikTok sebagai mesin pencari. Seiring berjalannya waktu, TikTok mengubah dirinya bukan hanya sekadar aplikasi video di mana pengguna bisa menari.

Dalam beberapa kasus besar, seperti perang Rusia-Ukraina atau pencemaran nama baik aktor Johnny Depp, TikTok berkontribusi besar. Para pengguna mengunggah sejumlah postingan tersebut dan mendapat jumlah penonton yang besar.

Karena semakin banyak orang beralih ke TikTok untuk mencari berita, platform tersebut telah berjuang untuk mengalahkan informasi salah. Namun, sebuah studi terbaru oleh NewsGuard menemukan hampir 20 persen video yang dikembalikan dalam pencarian TikTok mengandung informasi yang salah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement