REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga tahun memimpin Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dinilai berhasil mengubah wajah perusahaan-perusahaan pelat merah. Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan kondisi BUMN mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan pada era sebelumnya.
"BUMN era Erick Thohir bisa dibilang cukup efektif dengan peningkatan pendapatan," ujar Huda saat dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (25/10/2022).
Huda mengatakan perbaikan kinerja BUMN tentu tak lepas dari sejumlah terobosan yang dilakukan Erick, salah satunya melalui akselerasi transformasi dan digitalisasi. Selain itu, lanjut Erick, kinerja BUMN juga banyak ditopang oleh perbaikan ekonomi nasional hingga meroketnya harga komoditas global.
"Faktor ini meningkatkan pendapatan dari beberapa BUMN penghasil komoditas," ucap Huda.
Meski begitu, Huda juga menaruh beberapa catatan yang harus dilakukan Kementerian BUMN ke depan terhadap sejumlah BUMN dengan kinerja yang relatif buruk. Huda menyebut perlunya akselerasi dalam memperbaiki kondisi BUMN yang dalam kondisi buruk.
"Kinerja Garuda Indonesia, Krakatau Steel, dan masih banyak BUMN lainnya, masih bisa dibilang cukup buruk. Makanya memang Kementerian BUMN harus terus berbenah," kata Huda.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sejak awal ingin menjadikan BUMN sebagai penggerak ekonomi yang bisa diandalkan dan bermanfaat nyata buat rakyat. Selama tiga tahun memimpikan Kementerian BUMN, Erick mengaku telah melaksanakan begitu banyak program dan terkadang sulit untuk mengingat apa yang telah berhasil dicapai.
"Tapi, saya selalu hafal apa yang belum selesai. Sudah tiga tahun saya mendapatkan amanah ini, di pundak saya ada banyak tugas masih berada dalam daftar tunggu dan dengan sepenuh jiwa saya bertekad menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas," kata Erick.