Selasa 25 Oct 2022 15:00 WIB

Presiden Korsel Sebut Korut Telah Selesai Siapkan Uji Coba Nuklir

Korsel tetap waspada terhadap setiap provokasi lebih lanjut oleh Korut.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
 Sebuah foto tak bertanggal yang dirilis pada 10 Oktober 2022 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un mengawasi latihan militer yang dilakukan untuk memeriksa dan menilai pencegah perang dan kemampuan serangan balik nuklir negara tersebut, di tengah latihan militer gabungan yang sedang berlangsung yang melibatkan pasukan AS dan Korea Selatan di perairan dekat Semenanjung Korea. Korea Utara melakukan latihan dari 25 September hingga 09 Oktober, dan meluncurkan beberapa rudal balistik untuk menguji kemanjuran kemampuan persenjataan nuklir taktis negara tersebut.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Sebuah foto tak bertanggal yang dirilis pada 10 Oktober 2022 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un mengawasi latihan militer yang dilakukan untuk memeriksa dan menilai pencegah perang dan kemampuan serangan balik nuklir negara tersebut, di tengah latihan militer gabungan yang sedang berlangsung yang melibatkan pasukan AS dan Korea Selatan di perairan dekat Semenanjung Korea. Korea Utara melakukan latihan dari 25 September hingga 09 Oktober, dan meluncurkan beberapa rudal balistik untuk menguji kemanjuran kemampuan persenjataan nuklir taktis negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol pada Selasa (25/10/2022) mengatakan, Korea Utara (Korut) telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir ketujuhnya. Seoul pun tetap waspada terhadap setiap provokasi lebih lanjut oleh Pyongyang.

"Korut tampaknya telah menyelesaikan persiapannya untuk uji coba nuklir ketujuh," kata Yoon saat berpidato di Majelis Nasional dikutip laman Nikkei Asia, Selasa.

Baca Juga

Pernyataan Yoon keluar di tengah spekulasi yang berkembang bahwa Korut akan segera melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak September 2017. Yoon juga mengkritik uji coba rudal balistik Pyongyang yang belum lama ini dilakukan.

Uji coba itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang telah dilakukan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak awal tahun, Korut telah melakukan 27 putaran uji coba rudal.

Yoon menilai peluncuran Korut adalah serangan frontal pada komunitas internasional. Ia juga bersumpah bahwa Korsel dan Amerika Serikat akan meningkatkan kerja sama untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh program pengembangan nuklir dan rudal Korut.

"(Pemerintah) akan meningkatkan pencegahannya dengan kemampuan luar biasa melalui postur pertahanan bersama Korea Selatan-AS serta kerja sama keamanan antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang," katanya.

Ketegangan tetap tinggi di Semenanjung Korea hingga kemarin. Korut dan Korsel bertukar tembakan peringatan di sepanjang perbatasan laut barat yang disengketakan di Laut Kuning pada Senin pagi.

Seoul dan Washington pada Senin memulai latihan maritim bersama selama empat hari di Laut Kuning yang melibatkan tentara, angkatan udara dan penjaga pantai Korsel, bersama dengan militer AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement