REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kiprah santri dalam perjalanan panjang perkembangan dakwah Islam hingga kontribusinya dalam memperjuangkan kemerdekaan serta mendorong kemajuan bangsa sampai pada era sekarang begitu besar. Kaum santri tak hanya menyebarkan nilai-nilai luhur ajaran Islam kepada masyarakat dengan bertabligh melalui mimbar atau pun kelompok pengajian di surau-surau dan masjid, pada masa pra kemerdekaan kaum santri di berbagai daerah bahkan menjadi motor penggerak dan ujung tombak di medan pertempuran mengusir penjajah.
Pasca proklamasi kemerdekaan hingga saat ini, kaum santri tak lelah berkontribusi untuk membangun dan memajukan negeri. Mereka berkiprah di berbagai bidang dengan beragam latar belakang profesi dan keahlian yang dimiliki. Sebagian santri fokus membangun karakter, moral dan jati diri bangsa melalui mimbar dakwah dan pendidikan, sebagian lainnya gigih mewujudkan kesejahteraan, keamanan dan keadilan bagi umat dengan terjun pada dunia ekonomi, sosial, politik, hukum dan lainnya. Dengan kesungguhan dan tanggung jawab menjaga amanah yang tinggi, banyak dari santri yang mengisi posisi strategis di berbagai sektor dan melahirkan kebijakan untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
Menurut Pimpinan Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran yang juga Sekjen Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN), KH. Syahrullah Iskandar mengatakan sejak masih menimba ilmu di pesantren para santri memang telah disiapkan agar dapat berkiprah di berbagai bidang guna memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kemajuan umat dan bangsa.
"Santri sudah banyak berkiprah di pelbagai bidang. Salah satu kelebihan santri adalah moralitas yang tertanam oleh sistem pembelajaran pesantren yang selalu menyandingkan ilmu dan akhlak. Prinsip yang harus terintegrasi dalam diri santri adalah bahwa akhlak menjadi buah dari ilmu itu sendiri. Kiprah santri di pelbagai bidang itu tidak mengherankan karena santri memang disiapkan oleh sistem pendidikan pesantren agar mampu beradaptasi dengan situasi yang mengitarinya," kata kiai Syahrullah kepada Republika beberapa hari lalu.
Menurut kiai Syahrullah kaum santri memiliki jaringan kesantrian yang kuat. Jaringan kesantrian yang terbangun sejak di pesantren itu menjadi modal berharga bagi masa depan santri ketika berkiprah di masyarakat. Presiden RI keempat, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah adalah salah satu prototipe dari kalangan kaum santri yang sangat besar jasanya. Salah satunya menurut kiai Syahrullah dengan cakrawala berpikir yang luas, Gus Dur mampu melahirkan banyak terobosan untuk kemajemukan di Indonesia.
Namun demikian kiai Syahrullah mengingatkan agar santri lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan masa depan dengan peningkatan kapasitas diri dan merespon berbagai tantangan masa depan. Untuk itu, menurutnya diantara program Hebitren adalah peningkatan kapasitas bagi pengelola pesantren dan santri untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren dan santri melalui aktivitas ekonomi bisnis pesantren.
Sementara itu Pimpinan Ponpes Nihadlul Qulub Pemalang yang juga aktif sebagai motivator dan penulis, KH. Ali Sobirin El Muannatsy mengatakan kiprah santri dalam pembangunan sosial kemasyarakatan tak perlu lagi diperdebatkan. Jauh sebelum kemerdekaan santri telah mengisi ruang-ruang kehidupan masyarakat dengan membimbing masyarakat dalam bersosial, beragama serta membangun akhlak. Peran santri dalam pemerintahan dan politik pun semakin menguat. Bahkan santri kini telah banyak yang mewarnai dunia sains dan teknologi. Kini menurutnya yang perlu diperhatikan santri adalah tentang masa depan mulai dari tantangan internal kebangsaan maupun tantangan global.
"Di tengah krisis multidimensi dunia, santri perlu banyak membekali diri dengan visi yang lebih progresif dan mendunia dengan kedalaman ilmu-ilmu teknis di bidangnya," katanya.
Kiai Ali mengatakan santri kedepannya harus semakin banyak yang berpartisipasi dan memberikan solusi jalan keluar yang konkret dalam berbagai krisis yang dialami bangsa maupun dunia. Dari mulai krisis ketahanan pangan, krisis energi, krisis gizi, dan lainnya.
"Sebagai kaum suci yang mengemban amanat kenabian rahmatan lil 'alamin, santri mempunyai tanggung jawab besar dalam partisipasi menyodorkan solusi baik yg bersifat paradigmatik maupun solusi teknikalnya. Amanat yang dipanggul kaum santri itu tidak hanya untuk bersifat lokal atau nasional, tapi lebih dari itu adalah bersifat dunia bahkan semesta raya," katanya.