Gagal Ginjal Akut Meninggal di Sardjito Jadi 7, Dua Masih Jalani Perawatan
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jumlah kasus gagal ginjal anak ditampilkan saat konferensi pers terkait penyakit gagal ginjal akut pada anak di RSUP Sardjito, Yogyakarta, Rabu (19/10/2022). Kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di DIY mencapai 13 kasus. Seluruh kasus tersebut ditangani di RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman. Hingga kini tiga kasus sembuh, enam kasus meninggal, dan empat kasus dalam perawatan intensif. | Foto: Republika/Wihdan Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Kematian kasus gagal ginjal akut pada anak di RSUP Dr. Sardjito saat ini sudah mencapai tujuh kasus. Artinya, ada tambahan satu kasus gagal ginjal akut yang meninggal dunia.
Pakar Nefrologi Anak RSUP Dr. Sardjito, Retno Palupi mengatakan, tambahan satu kasus meninggal dunia tersebut tidak termasuk dalam gagal ginjal akut progresif atipikal (tidak khas/misterius). Hal ini dikarenakan satu kasus tersebut sudah diketahui penyakit yang mendasari hingga terjadi gagal ginjal akut.
"Jadi satu pasien ini sudah kami nyatakan sebagai discarded dan sudah kami keluarkan dari gagal ginjal akut progresif atipikal, dan sudah kami laporkan k Kementerian (Kesehatan) dan nanti akan kami upgrade lagi," kata Retno di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Selasa (25/10).
Retno menuturkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap satu pasien yang meninggal dunia tersebut. Dari pemeriksaan, ditemukan adanya gangguan sistem kekebalan tubuh (penyakit autoimun).
"Saat awal kita masih melacak dan kita masukkan ke gagal ginjal akut progresif atipikal ini. Kita lihat dalam perjalanan penyakitnya, ada yang mendasari penyakitnya yakni ada gangguan kekebalan tubuh, jadi tidak masuk kasus (gagal ginjal akut misterius) itu lagi," ujar Retno.
Dengan begitu, kasus gagal ginjal akut misterius di DIY menjadi 12 kasus, yang sebelumnya dilaporkan 13 kasus. Empat sudah sudah dinyatakan sembuh dan dua kasus lainnya saat ini masih dalam perawatan.
Meskipun begitu, dua kasus yang menjalani perawatan ini tidak lagi berada di ruang perawatan intensif. Namun, dua kasus tersebut sudah dipindahkan ke ruang perawatan non intensif. "Jadi sudah kami rawat di bangsal anak biasa, ruang non intensif," jelasnya.
Sementara itu, anggota tim medis dari Divisi Nefrologi Anak RSUP Dr. Sardjito, Kristia Hermawan mengatakan, seluruh kasus gangguan ginjal akut yang masuk ke Sardjito datang dengan derajat berat. Artinya, kasus tersebut disertai dengan gangguan pada organ lainnya, seperti gangguan fungsi hati dan adanya penurunan kesadaran.
Namun, untuk kasus yang meninggal dunia, sebagian besarnya disertai dengan gangguan pendarahan. Sedangkan, untuk pasien yang dinyatakan sembuh tidak disertai dengan gangguan pendarahan.
"Umumnya pasien yang baik ini tidak ada masalah dengan gangguan pendarahan. Kebanyakan pasien yang meninggal sebagian besar ada gangguan pendarahan," kata Kristia.
Terkait dengan tambahan satu kasus meninggal dunia, Kristia juga menyebut bahwa kasus itu menunjukkan adanya permasalahan terkait kekebalan tubuh. Kasus tersebut merupakan anak berusia 13 tahun yang berasal dari DKI Jakarta.
"Domisili Jakarta, tapi mondok atau pesantren di Purworejo. Yang meninggal ini diketahui ada mengkonsumsi obat, tapi dalam bentuk tablet," ujarnya.
Kristia menjelaskan, saat ini RSUP Dr. Sardjito belum menerima tambahan kasus gagal ginjal akut.