REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia tak terlalu tertarik dengan terpilihnya Rishi Sunak sebagai perdana menteri baru Inggris. Moskow skeptis hubungan mereka dengan Inggris dapat membaik di bawah kepemimpinan Sunak.
“Saat ini kami tidak melihat alasan untuk berharap bahwa akan ada perubahan positif (dalam hubungan dengan Inggris) di masa mendatang,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media, Selasa (25/10/2022).
Kendati demikian, Peskov menekankan Rusia tetap membuka pintu untuk berunding. “Rusia tetap terbuka dan siap untuk membahas masalah yang paling sulit di meja perundingan. Namun tidak merugikan kepentingan kami sendiri," ucapnya.
Rishi Sunak akan menjadi perdana menteri baru Inggris setelah memenangkan kontestasi kepemimpinan di Partai Konservatif yang berkuasa. Dia bakal menjadi pemimpin kulit berwarna pertama di negara tersebut.
Selain pemimpin kulit berwarna pertama, Sunak juga akan menjadi tokoh beragama Hindu pertama yang memimpin Inggris. Karena usianya masih 42 tahun, Sunak pun menjadi perdana menteri termuda dalam kurun lebih dari 200 tahun terakhir.
Para pejabat Rusia telah mengekspresikan kegembiraan mereka atas mundurnya dua mantan perdana menteri Inggris yang menjabat sebelum Sunak yakni Boris Johnson dan Liz Truss. Keduanya telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak melihat ada peluang untuk memperbaiki hubungan antara Inggris dan Rusia.
Saat ini Inggris merupakan salah satu negara Barat yang vokal menyuarakan dukungan terhadap Ukraina. Posisi tersebut membuatnya berseberangan dengan Moskow.