Selasa 25 Oct 2022 19:29 WIB

Bagaimana Harapan Hidup Anak dengan Gangguan Ginjal Akut? Ini Kata Ahli

Ahli sebut gangguan ginjal akut pada anak memiliki sifat berubah-ubah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nora Azizah
Ahli sebut gangguan ginjal akut pada anak memiliki sifat berubah-ubah.
Foto: www.piqsels.com
Ahli sebut gangguan ginjal akut pada anak memiliki sifat berubah-ubah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ahli nefrologi Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Riza Kurniawan mengatakan, gangguan ginjal akut pada anak sifatnya berubah-ubah. Anak dengan gangguan ginjal akut tetap memiliki kesempatan yang sama dengan anak lainnya. Ia akan tetap tumbuh dan berkembang dengan baik.

"Tentu mereka punya (harapan hidup). Mereka tetap tumbuh dan berkembang tapi tetap harus terkontrol misal jumlah urine dan evaluasi ginjalnya. Jadi harus rutin kontrol ke dokter,” kata Riza, Selasa (25/10/2022).

Baca Juga

Riza menjelaskan, pencegahan yang dapat dilakukan misalnya dengan menjaga asupan nutrisi, cairan, dan memakan makanan yang bergizi.  "Bagi anak-anak lebih besar hindari merokok, alkohol, obat-obatan terlarang. Hindari juga obat-obatan diluar resep yang diberikan dokter,” kata Riza.

Gangguan ginjal akut dapat terjadi apabila terdapat peningkatan serum kreatinin atau penurunan jumlah produksi urin. Kreatinin adalah limbah dalam darah hasil dari produksi jaringan otot saat beraktivitas.

"Kreatinin dalam darah akan disaring oleh ginjal dan dibuang melalui urin. Jika fungsi ginjal terganggu maka ginjal akan kesulitan untuk menyaring kreatinin sehingga jumlahnya meningkat dalam darah," ujarnya.

Tanda dan gejala gangguan ginjal pada anak bergantung pada penyebabnya. Gejala umumnya adalah jumlah urin menurun atau enam jam tidak buang air kecil meski minum air cukup. Ketika menemui gejala tersebut, ia menyarankan agar segera dibawa ke dokter.

Riza menjelaskan, normalnya seorang anak buang air kecil minimal 0,5 cubik centimetre (cc) per kilogram per jam. Misalnya berat badan anak 10 kilogram, maka normalnya dalam 1 jam buang air kecil minimal 5 cc, sehingga dalam 6 jam anak buang air kecil sebanyak 30 cc.

Riza melanjutkan, jika fungsi ginjal sangat menurun, maka bisa dilakukan cuci darah. Hal itu dapat dilakukan dengan mesin atau yang sering disebut hemodialisis atau cuci perut. Kendati demikian, pada kasus gangguan ginjal akut, masih memiliki kemungkinan kemungkinan untuk sembuh. 

“Jika pada kasus gangguan ginjal akut, maka fungsi ginjal harus kembali normal. Tapi terkadang tidak banyak yang mengerti bahwa pemeriksaan fungsi ginjal tidak seperti pemeriksaan darah yang dilakukan secara rutin,” ujar Riza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement