REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Otoritas Yunani telah mengubah Kompleks Murat Reis yang bersejarah, pusat spiritual Muslim Turki di Pulau Rhodes, menjadi fakultas musik. Pusat spritual terdiri dari masjid, pondok darwis, dan kuburan untuk tentara.
Dosen di Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Marmara yang berbasis di Istanbul, Neval Konuk mengatakan, Kompleks Murat Reis yang bersejarah pada dasarnya adalah kuburan di mana tentara dimakamkan, setelah pulau itu ditaklukkan oleh Ottoman pada 1522.
Adapun Konuk telah menulis 12 buku dan lebih dari 50 makalah penelitian tentang arsitektur Ottoman di Balkan. Dia mencatat bahwa bangunan itu juga menjadi tempat makam Murat Pasha, yang menaklukkan Siprus, serta dua Khan Krimea, dan makam Shah Iran.
Dia mengatakan, kompleks itu juga menjadi tuan rumah acara Muslim, seperti pernikahan, khitanan dan maulid. Menurut Konuk, setelah kematian relawan penjaga makam Saban Karginlioglu pada 2018, kompleks itu disita oleh Dewan Monumen di pulau Rhodes.
“Kompleks Murat Reis adalah pusat keagamaan dan spiritual di mana orang-orang Turki yang tinggal di Rhodes Island mengadakan pernikahan, khitanan, maulid, dan upacara lainnya. Itu diubah menjadi fakultas musik. Ini adalah kehancuran besar secara budaya dan sangat tidak menghormati agama,” kata Konuk dilansir dari laman Anadolu Agency pada Selasa (25/10/2022).
Dia mengatakan, Yunani mencoba untuk menghapus warisan Ottoman pulau itu dengan menolak mendaftarkan peninggalan zaman itu.
“Jumlah karya Ottoman-Turki yang terdaftar di seluruh Yunani, termasuk Thrace Barat dan pulau-pulau, adalah nol. Karya seni ini tercatat sebagai karya Muslim. Air mancur muslim, berupa perpustakaan muslim. ‘Dan siapa Muslim ini?’ jika kami bertanya, tidak ada jawaban,” ucapnya.