Selasa 25 Oct 2022 23:56 WIB

EG dan DEG Belum Ditemukan Pada Pasien Gagal Ginjal Akut di Sardjito

RSUP Sardjito telah ambil sampel pasien untuk ketahui ada tidaknya EG dan DEG

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jumlah kasus gagal ginjal anak ditampilkan saat konferensi pers terkait penyakit gagal ginjal akut pada anak di RSUP Sardjito, Yogyakarta, Rabu (19/10/2022). Kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di DIY mencapai 13 kasus. Seluruh kasus tersebut ditangani di RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman. Hingga kini tiga kasus sembuh, enam kasus meninggal, dan empat kasus dalam perawatan intensif.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Jumlah kasus gagal ginjal anak ditampilkan saat konferensi pers terkait penyakit gagal ginjal akut pada anak di RSUP Sardjito, Yogyakarta, Rabu (19/10/2022). Kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di DIY mencapai 13 kasus. Seluruh kasus tersebut ditangani di RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman. Hingga kini tiga kasus sembuh, enam kasus meninggal, dan empat kasus dalam perawatan intensif.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- RSUP Dr. Sardjito menyebut masih melacak penyebab gagal ginjal akut terhadap pasien anak yang ditangani. Pelacakan dilakukan dengan menelusuri riwayat penggunaan obat sirop, terutama yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas.  

Toksikologi untuk mengetahui ada atau tidaknya EG dan DEG dalam darah atau urin pasien pun juga dilakukan untuk memastikan penyebab gagal ginjal akut pada anak ini.

Terkait dengan toksikologi tersebut, RSUP Dr. Sardjito telah melakukan pengambilan sampel terhadap tiga pasien yang pekan lalu masih menjalani perawatan. Sampel tersebut, sudah diberikan ke Labkesda DKI Jakarta untuk diperiksa lebih lanjut.

Pakar Nefrologi Anak RSUP Dr. Sardjito, Retno Palupi mengatakan, pihaknya belum menemukan gangguan gagal ginjal akut yang disebabkan oleh obat sirop yang mengandung EG dan DEG melebihi ambang batas.

"Kadar serum EG dan DEG yang kadarnya tinggi atau lebih dari normal, itu kami belum mendapatkan informasi dari laboratorium yang ditunjuk. Kami mengirimkan beberapa sampel dan kami belum  mendapatkan laporannya. Jadi kadar (EG dan DEG) itu yang belum kami temukan," kata Retno di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Selasa (25/10).

Pasien gagal ginjal akut yang sudah ditangani di Sardjito sendiri mencapai 13 pasien. Dari 13 pasien tersebut, palupi menyebut, tidak seluruhnya mengkonsumsi obat sirop.

Namun, hanya lima pasien yang mengkonsumsi obat sirop. Sedangkan, delapan pasien lainnya ada yang mengkonsumsi obat namun tidak dalam bentuk sirop, dan ada juga yang sama sekali tidak mengkonsumsi obat apapun.

"Yang sama sekali tidak minum (obat sirop maupun obat lainnya seperti tablet) ada dua pasien," ujar Retno.

Anggota tim medis dari Divisi Nefrologi Anak RSUP Dr. Sardjito, Kristia Hermawan mengatakan, pada tiga pasien tersebut tidak ditemukan adanya pembentukan kristal di daerah sekeliling ginjal.

Pasalnya, pada kasus keracunan metabolik dari EG dan DEG dengan kadar melebihi ambang batas, tingkat keasaman dapat mendukung pembentukan kristal dalam saluran pipa ginjal.

"Dari hasil biopsi kami dari tiga pasien yang sudah diambil sampelnya, kami tidak menemukan adanya kristal itu. Dan itu tidak menutup kemungkinan mekanisme kerusakan (ginjal) itu bukan karena kristal. (Dari tiga pasien yang diambil sampel) Satu sudah tidak membutuhkan cuci darah dan dua masih membutuhkan cuci darah," kata Kristia.

Pihaknya juga melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DIY, serta pihak terkait lainnya terkait gagal ginjal ini. Terkait kewaspadaan gagal ginjal akut, ia mengimbau masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah dengan sementara tidak mengonsumsi obat yang didapatkan secara bebas, tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah.

"Selain itu diimbau masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan demi keamanan dan pemantauan bersama," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement