REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan transformasi BUMN selama tiga tahun terakhir mulai menampakan hasilnya. Hal ini tergambar dari perbaikan kinerja hingga tata kelola perusahaan yang terus membaik.
Saat mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 23 Oktober 2019, Erick berkomitmen melakukan transformasi melalui sejumlah langkah terobosan. Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia dengan total aset BUMN mencapai Rp 8.978,1 triliun pada 2021, Erick menilai BUMN harus berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi, penyeimbang pasar, dan juga mendukung UMKM.
"Hanya BUMN yang sehat yang bisa memberikan manfaat bagi bangsa dan masyarakat. Untuk itu, kita sejak awal mendorong transformasi secara menyeluruh," ujar Erick di Jakarta, Selasa (25/10).
Erick menyampaikan agenda perubahan BUMN harus mengacu pada roadmap atau peta jalan transformasi BUMN 2020 hingga 2024. Dalam peta jalan tersebut, lanjut Erick, BUMN ditargetkan menguatkan peranannya dalam menggerakkan kemajuan bangsa dengan penguatan portfolio, tata kelola dan manajemen risiko, sumber daya manusia, kinerja, hingga kemitraan strategis.
"Terdapat tiga fase dalam peta jalan transformasi BUMN 2020-2024, di mana fase pertama, sampai Kuartal IV 2021, Kementerian BUMN mengusung fokus Resilience & Survival, fase kedua, sampai kuartal II 2022 mengusung fokus Restructure & Recover, hingga fase terakhir sampai 2024 berfokus pada reimagine and innovate," ucap Erick.
Erick pun telah menerapkan lima pilar peta jalan transformasi BUMN, mulai dari penguatan sumber daya manusia (SDM), penguatan tata kelola dan manajemen risiko, penguatan kinerja dan kontribusi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penguatan portofolio dengan perampingan BUMN dari 108 menjadi 41 serta klaster portofolio dari 27 menjadi 12.
Ditambah lagi, kata dia, kementerian juga melakukan restrukturisasi BUMN, serta penguatan kemitraan strategis BUMN melalui ekspansi ke pasar regional dan global, maupun menjalin kemitraan dengan perusahaan multinasional dan global seperti Singtel, CATL, GMR, GIC, hingga LG Energy Solution.
"Untuk sisi SDM, BUMN kini punya core values yang sama yakni Akhlak. Tak hanya itu, BUMN juga harus menciptakan lingkungan kerja yang aman, menekankan inklusivitas khususnya di jajaran direksi, hingga membangun learning institute," kata Erick.
Untuk tata tata kelola dan manajemen risiko, lanjut Erick, Kementerian BUMN untuk pertamakalinya telah memiliki laporan keuangan konsolidasi. Erick mengatakan penguatan kinerja dengan meningkatnya kontribusi terhadap APBN periode 2020 hingga 2022 sebesar Rp 1.200 triliun, laba bersih 2021 sebesar Rp 124,7 triliun dengan peningkatan sebesar 838,2 persen, pendapatan 2021 sebesar Rp 2.292,5 triliun dengan peningkatan sebesar 18,8 persen, dan juga Total Shareholder Return (TSR) BUMN sebesar 18 persen pada periode 2019 hingga 2021.