Rabu 26 Oct 2022 06:58 WIB

Dipuji Jokowi, Airlangga Berpeluang Ikut Konstestasi Pilpres 2024

Statemen Pak Jokowi itu menunjukkan Golkar harus ikut arah angin Pak Lurah (Jokowi).

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.
Foto: Dok. Pribadi
CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menanggapi soal pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memuji Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai pemimpin yang memiliki jam terbang tinggi. Hal tersebut, menurutnya, membuka peluang Airlangga untuk ikut kontestasi di Pilpres 2024.

"Pak Airlangga itu peluang untuk wakil calon presiden masih realistis ya. Kenapa? Karena beliau punya partai yang bukan sembarang partai. Partai yang cukup potensial, sehingga kansnya bagus dan partai besar. Mesinnya juga bagus," kata Pangi dalam keterangan, Selasa (25/10)

Pangi mengatakan, Golkar akan rugi jika tidak mengajukan nama Airlangga dalam kontestasi 2024. Dengan munculnya nama kader Golkar dalam pilpres, Golkar juga berkesempatan mendapatkan tambahan dukungan elektoral. 

"Sangat disayangkan kalau Golkar nanti tidak ikut kontestasi ini. Baik sebagai capres maupun cawapres. Karena pemilu kita setengah, kalendernya bersamaan. Capres apabila diusung parpol. Kalau efek Airlangga bagus, maka Golkar juga ikut terbantu," ungkapnya.

Selain itu, Pangi menilai, pernyataan Jokowi juga menyiratkan pesan agar Golkar tidak gegabah dalam menentukan langkah politik. Golkar juga diminta menunggu dan mengikuti arahan dari Jokowi.

"Statemen Pak Jokowi itu menunjukkan bahwa Golkar harus ikut arah angin Pak Lurah (Jokowi). Artinya dukungan akan berlabuh harus menunggu komando beliau," jelas Pangi.

Pangi menyebut, beberapa frasa penyataan Jokowi sebelumnya yang bisa dimaknai sebagai pesan politik pada Golkar yakni ojo kesusu (jangan terburu-buru) dan ojo sembrono (jangan ceroboh). "Itu bisa kita pahami maknanya tunggu perintah, arahan beliau," tandasnya.

Oleh sebab itu, menurutnya, keputusan akhir nantinya akan muncul dari Jokowi dan Megawati Soekarnoputri terkait nama pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden. 

"Sepertinya kalau nanti Airlangga mau dipakai sebagai cawapres ya mungkin saja. Siapa capresnya? Tentu Pak Jokowi sama Bu Mega (yang menentukan)," ungkapnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement