Rabu 26 Oct 2022 14:22 WIB

Pangeran MBS Terima Kunjungan PM Pakistan

Sharif dan Pangeran MBS membahas perkembangan regional dan internasional.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menerima kunjungan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Riyadh, Selasa (25/10/2022).
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menerima kunjungan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Riyadh, Selasa (25/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menerima kunjungan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Riyadh, Selasa (25/10/2022). Isu hubungan bilateral menjadi topik utama pembicaraan mereka.

“Selama pertemuan, Putra Mahkota (Pangeran MBS) dan Perdana Menteri (Sharif) meninjau hubungan historis antara negara mereka, aspek kerja sama bilateral, dan cara mengembangkannya di berbagai bidang,” demikian laporan kantor berita resmi Saudi Press Agency.

Baca Juga

Sharif dan Pangeran MBS juga membahas perkembangan regional dan internasional. Setelah meninggalkan Riyadh, Syarif menuju Jeddah untuk menunaikan umrah di Makkah. Saat tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Sharif disambut Gubernur Jeddah Pangeran Saud bin Abdullah Jalawi dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.

Kunjungan Sharif ke Saudi sekaligus untuk menghadiri forum Forum Investment Initiative (FII) edisi keenam. Saat berbicara di FII, Sharif menyampaikan terima kasih kepada Pangeran MBS atas bantuan yang diberikan Saudi kepada Pakistan dalam menangani bencana banjir dahsyat pada Agustus lalu.

“Kami sangat berterima kasih kepada negara-negara persaudaraan kami dan negara-negara sahabat, termasuk Kerajaan Arab Saudi dan saudara lelaki saya yang sangat terhormat, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang menciptakan jembatan udara antara Arab Saudi dan Islamabad dan Karachi, mengirimkan barang-barang makanan, tenda serta barang-barang penting lainnya bagi orang-orang yang terkena dampak banjir,” kata Sharif.

Banjir dahsyat yang melanda Pakistan pada Agustus lalu menewaskan lebih dari 1.480 orang, sebanyak 530 di antaranya adalah anak-anak. Bank Dunia memperkirakan, kerugian yang dialami Pakistan akibat bencana tersebut mencapai sekitar 40 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement