Rabu 26 Oct 2022 15:08 WIB

Cuaca Ekstrem, Nelayan di Selatan Sukabumi Diimbau Sementara tak Melaut

Bulan Oktober jelang November di laut, cuaca cukup ekstrem.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Nelayan Sukabumi, ilustrasi. Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Sukabumi mengingatkan kepada para nelayan untuk tidak memaksakan melaut.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Nelayan Sukabumi, ilustrasi. Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Sukabumi mengingatkan kepada para nelayan untuk tidak memaksakan melaut.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Sukabumi mengingatkan kepada para nelayan untuk tidak memaksakan melaut. Hal itu mengingat kondisi cuaca saat ini masih sangat ekstrem.

Kasatpol Airud Polres Sukabumi, AKP Tenda Sukendar mengatakan, sesuai prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memasuki bulan Oktober jelang November ini cuaca memang cukup ekstrem di laut.

Baca Juga

"Menurut perkiraan BMKG dengan real fakta yang ada memang sesuai dan cuaca memang cukup ekstrem,'' kata dia, Rabu (26/10/2022).

Menurutnya, rata-rata gelombang di laut ketinggiannya mencapai dua sampai tiga meter. Selain itu, angin yang berhembus cukup kencang.

Dengan fakta cuaca ekstrem ini, kata Tenda, jajarannya terus berupaya melakukan antisipasi dini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap para nelayan dan masyarakat. Hal itu di antaranya terus memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar pantai, nelayan, dan rukun nelayan agar jangan memaksakan untuk melaut.

Hal itu, ungkap Tenda, agar terhindar dari kecelakaan laut atau kejadian yang tidak diinginkan. Ia mengatakan, kepada wisatawan yang berkunjung ke pesisir pantai agar tidak berenang jika cuaca ekstrem.

Tenda menerangkan, sejumlah anggota disebar untuk memberikan imbauan-imbauan dan patroli di pesisir pantai. " Untuk antisipasi wisatawan terutama hari libur Sabtu dan Ahad serta hari besar kami juga menyebar anggota di titik-titik tempat wisata,'' kata dia.

 

Petugas mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB mengadakan woro-woro atau mengimbau tidak berenang. Bahkan jika cuaca ekstrem petugas melarang sama sekali wisatawan untuk berenang.

Satpolairud juga, kata Tenda, menggandeng elemen lainnya dari Balawista, Sarda, dan Basarnas manakala terjadi laka laut. Di mana, sampai Oktober 2022 memang ada laka laut, tetapi tertolong.

Dari pantauannya, kata Tenda, memang ada nelayan yang masih melaut. Akan tetapi tidak sebanyak hari-hari biasa.

''Kami mengimbau agar nelayan hati-hati jika cuaca buruk dan berada di tengah laut agar segera kembali saja ke daratan," kata Tenda. Langkah itu dalam mencegah terjadinya kecelakaan laut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement