Hadapi Ancaman Resesi, Industri Farmasi Dinilai Perlu Disiapkan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi

Karikatur Resesi Global
Karikatur Resesi Global | Foto: republika/daan yahya

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ancaman terjadinya resesi ekonomi global diprediksi akan memberikan dampak terhadap industri farmasi. Terlebih, beberapa tahun terakhir industri farmasi menghadapi tantangan besar selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Sekretaris Prodi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII), Suci Hanifah mengatakan, salah satu sektor penting dalam dunia kesehatan tidak lain merupakan obat. Sehingga, perlu dikaji perkembangan harga obat-obatan di level global.

Ia mengingatkan, pembiayaan perawatan kesehatan memang menduduki proporsi yang paling banyak dan diduduki oleh penggunaan obat atau biaya obat. Suci meyakini, pengkajian farmakoekonomi penting demi memaksimalkan potensi di dunia farmasi.

"Farmakoekonomi ini topik signifikan yang penting untuk kemudian selalu dikaji demi kepentingan pelayanan kesehatan yang senantiasa lebih baik, optimal dan efisien," kata Suci dalam Lecturer Series Magister Farmasi UII, Rabu (25/10/2022).

Dosen MARS Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr Firman Pribadi menilai, pemaksimalan strategi dan birokrasi dapat menyelamatkan organisasi dalam keadaan apa pun. Jadi, organisasi harus efektif mengelola perubahan secara berkelanjutan.

"Mengadaptasikan dengan birokrasi, strategi, sistem, produk jasa dan budayanya. Maka, mereka bisa bertahan terhadap kejutan-kejutan yang bisa mematikan lain," ujar Firman.

Ia menuturkan, personal directly involve adalah salah satu metode pengumpulan data berdasarkan adanya keterlibatan langsung secara personal. Bagi mahasiswa, biasanya ada masalah dalam mengumpulkan data dan mencari sumber data tersebut.

Di lingkungan kesehatan bisa antara pasien, konsumer, dokter, perawat dan lain-lain. Ia menekankan, apoteker satu aspek penting dalam masyarakat dan kontribusi sebagai elemen perawatan kesehatan penting dalam praktek keperawatan primer.

Inisiatif untuk mempekerjakan apoteker telah memungkinkannya bekerja sama dengan penyedia perawatan primer lain. Karenanya, disebut sebagai perawatan primer di lingkungan puskesmas dan alat apotek komunitas terafiliasi atau dikontrak JKN.

Firman menambahkan, era farmasi dipengaruhi oleh faktor ekonomi makro. Faktor ekonomi makro yang mempengaruhi era farmasi dalam penelitian ada kemajuan teknologi dan komunikasi, lingkungan baru sekaligus meningkatkan biaya pengembangan obat.

"Meningkatkan faktor resiko desentralisasi dan isu pemalsuan, kebutuhan baru dari pasar negara berkembang dalam populasi global yang meluas," kata Firman

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Krisis Energi Eropa, Senjata Makan Tuan?

Indonesia Titik Terang di Tengah Resesi Ekonomi Dunia

Kemenperin: Semua Produk Industri Farmasi Dalam Negeri Sudah Ikuti Standar dan Mutu

Orang Terkaya Dunia Keluarkan Peringatan Soal Ancaman Resesi

Kemenperin: Industri Farmasi Berkomitmen Produksi Obat Berkualitas

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark