REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan kebudayaan dan satelit Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah bergabung untuk melacak secara lebih sistematis dampak invasi Rusia terhadap arsitektur, seni, bangunan bersejarah, dan warisan budaya Ukraina. UNOSAT dan UNESCO telah menyusun daftar awal lebih dari 200 situs yang telah rusak atau hancur pada Rabu (26/10/2022).
UNOSAT dan UNESCO mengumumkan bahwa sedang menyelesaikan database situs budaya yang membandingkan gambar sebelum dan sesudah yang dibeli dari perusahaan satelit sektor swasta. Pemetaan satelit ini akan digunakan untuk menginformasikan para ahli pada tahap pertama dan akhirnya masyarakat luas tentang kehancuran yang ditimbulkan pada warisan Ukraina.
"Penting bagi kami untuk mendokumentasikan kerusakan, tetapi juga untuk memastikan kami memiliki informasi yang tersedia sebelum pemulihan,” kata Krista Pikkat yang mengepalai departemen budaya dan darurat di UNESCO.
Pikkat mengatakan, pekerjaan awal dimulai beberapa bulan yang lalu. “Kami benar-benar menyadari bahwa, kekayaan informasi ini, kami perlu meletakkannya di platform untuk para ahli kami sehingga kami dapat memantau situasinya," ujarnya.
Terdapat 205 situs terdaftar di negara tersebut. Namun dari pantauan tersebut tidak satu pun dari tujuh Situs Warisan Dunia UNESCO di Ukraina telah terpengaruh.
UNESCO mengatakan, pertama kali melacak peringatan Kementerian Budaya Ukraina tentang kerusakan situs budaya. Kemudian, pemeriksaan silang temuan tersebut dengan media sosial dan sumber lain, dan jika diperlukan memanggil UNOSAT untuk mencoba mendapatkan gambar satelit yang relevan. Langkah ini telah digunakan di wilayah Suriah yang perangnya menghancurkan situs bersejarah, monumen dan artefak.
Situs dengan kerusakan terverifikasi diplot pada peta digital dengan pin merah virtual untuk menandai titik dampak dan disertakan dalam database yang dapat dicari untuk membantu para ahli melacak kehancuran. Pada akhirnya, pakar budaya dari UNESCO dan rekanan berusaha untuk mengunjungi situs tersebut untuk melihat langsung, seringkali tugas yang sulit jika bukan tidak mungkin di zona perang.
Daerah seperti Mariupol di selatan, wilayah di sekitar ibukota Kiev, dan wilayah Donetsk timur dipenuhi dengan titik-titik merah dalam demonstrasi database pada Rabu. Pakar UNESCO tidak memiliki akses ke daerah-daerah yang dikuasai oleh pasukan Rusia atau separatis yang didukung Rusia, seperti di Mariupol.
Upaya bersama antara badan-badan PBB ini merupakan langkah terbaru dalam proses yang melelahkan oleh PBB, organisasi nasional, dan organisasi internasional lainnya untuk mengawasi dampak dari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan untuk menyerang pada 24 Februari. Perburuan dampak terhadap budaya menambah upaya jaksa, pakar hak asasi manusia, lembaga pengungsi, dan lainnya untuk mendokumentasikan kehancuran akibat konflik terhadap kehidupan dan penghidupan.