REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Presiden Iran Ebrahim Raisi mengecam keras serangan terhadap sebuah masjid Syiah yang populer di Provinsi Fars, Iran selatan. Dia mengatakan tindakan jahat seperti itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (26/10/2022) malam, Raisi mengatakan pasukan keamanan negara akan mengidentifikasi perencana dan pelaku serangan. Mereka juga akan memastikan para pelaku merasa menyesal.
Dilansir di Anadolu Agency, Kamis (27/10/2022), setidaknya 13 orang telah dipastikan meninggal dan 40 lainnya terluka dalam serangan terhadap Masjid Shah Cheragh di Shiraz. Seorang penyerang bersenjata melepaskan tembakan membabi buta di masjid tersebut.
Peristiwa itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 17.45 waktu setempat, ketika orang-orang tengah bersiap untuk sholat maghrib.
Komandan polisi provinsi mengatakan penyerang melepaskan tembakan ke arah jamaah yang berada di dalam kompleks masjid, namun segera ditangani oleh penjaga keamanan dan ditahan.
Sebuah rekaman CCTV yang dirilis oleh polisi juga menunjukkan seorang pria bersenjata memasuki masjid dan menembaki orang-orang.
Sebelumnya, sebuah laporan mengatakan tiga penyerang terlibat dalam serangan itu, yang mana merupakan serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pejabat setempat lantas mengonfirmasi, di antara mereka yang menjadi korban meninggal adalah seorang wanita dan dua anak-anak.
Di sisi lain, gubernur provinsi mengatakan penyerang bermaksud menargetkan jamaah yang sedang melaksanakan shalat berjamaah, tetapi pintu ke ruang sholat utama ditutup staf.
Mereka yang terluka dalam serangan itu telah dipindahkan ke rumah sakit setempat. Beberapa di antaranya diyakini tengah dalam kondisi kritis.
Meskipun identitas penyerang belum terungkap, Nour News, yang berafiliasi dengan badan keamanan utama Iran, mengatakan dia adalah warga negara asing.
Masjid Shah Cheragh, yang menampung makam seorang ulama Syiah yang dihormati, adalah tujuan peziarah populer di Iran selatan dan kerap dipenuhi oleh peziarah lokal dan asing.
Menteri Dalam Negeri Iran Ahmed Wahedi juga mengutuk serangan itu dan mengatakan 13 orang tewas. Sementara itu seorang deputi urusan politik dan keamanan di kantor gubernur Fars mengatakan 15 orang tewas dan 19 lainnya terluka dalam serangan itu.
Wahedi lantas mengatakan arus kerusuhan di Iran dalam beberapa pekan terakhir bergerak ke arah yang berbahaya. Di saat bersamaan, para teroris mencoba mengambil keuntungan dari kerusuhan ini.
Dalam reaksinya, Ketua Parlemen Iran, Muhammad Baqir Qalibaf, mengatakan musuh gagal mencapai tujuan mereka. Karena itu, mereka mencoba menggunakan metode teroris takfiri.
Serangan yang terjadi kemarin dilakukah di tengah aksi protes yang meluas di seluruh Iran, atas kematian seorang wanita muda Iran, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi bulan lalu.
Pada Rabu (26/10/2022) kemarin menandai 40 hari sejak kematiannya dan menyaksikan protes baru di beberapa kota, termasuk ibu kota Teheran, di tengah pengerahan besar-besaran polisi di jalan.
Sumber: anadolu