Kamis 27 Oct 2022 11:01 WIB

Malaysia Ciptakan Robot yang Bisa Membuat Wayang Kulit

Pemanfaatan teknologi diharapkan bisa menjaring minat anak muda terhadap wayang kulit

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Dalang cilik saat menampilkan lakon pada Festival Dalang Anak Nasional ke-15 di Kota Tua, Jakarta, Kamis (22/9/2022). Dosen perguruan tinggi Malaysia Ahnaf Hakimi Ahmad berharap untuk menyelamatkan pagelaran wayang kulit dengan menggunakan figur cetakan 3D yang dikendalikan oleh robot, bukan manusia.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Dalang cilik saat menampilkan lakon pada Festival Dalang Anak Nasional ke-15 di Kota Tua, Jakarta, Kamis (22/9/2022). Dosen perguruan tinggi Malaysia Ahnaf Hakimi Ahmad berharap untuk menyelamatkan pagelaran wayang kulit dengan menggunakan figur cetakan 3D yang dikendalikan oleh robot, bukan manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Dosen perguruan tinggi Malaysia Ahnaf Hakimi Ahmad berharap untuk menyelamatkan pagelaran wayang kulit dengan menggunakan figur cetakan 3D yang dikendalikan oleh robot, bukan manusia. Pemanfaatan teknologi ini diharapkan bisa menjaring minat anak muda untuk menikmati kesenian itu.

“Sebagian besar remaja dan pemuda saat ini lebih condong ke media sosial dan program televisi. Jadi, dengan pertunjukan wayang kulit animatronik ini, akan menjadi fenomena baru bagi para pemuda ini,” kata Ahnaf dalam pertunjukan di sebuah mal di Pulau Penang.

Baca Juga

Pria berusia 33 tahun ini mendapatkan dana hibah senilai 20.000 ringgit Malaysia dalam menggembangkan proyeknya. Dengan membuat sentuhan teknologi masa kini, pertunjukan wayang dapat dinikmati kapan pun dan di mana pun.

Wayang kulit secara tradisional dibuat dari kulit kerbau. Wayang ini ditempatkan di balik layar besar sehingga memproyeksikan bayangannya kepada para penonton.

Pagelaran seni ini menggambarkan kisah-kisah epik Hindu seperti Ramayana dalam pertunjukan teater dan musik selama semalam suntuk. Hanya saja di Indonesia cerita yang diangkat sudah mendapatkan pembauran budaya.

Tapi di Malaysia, pertunjukan wayang sering kali mendapatkan penentangan karena dinilai tidak Islami. Untuk mengatasi kritik tersebut, Ahnaf dan master wayang Mohd Jufry Yusoff, akan menceritakan kisah kehidupan sehari-hari modern dengan boneka robot mereka.

Saat ini hanya ada sekitar delapan grup wayang yang aktif di Malaysia. Jufry terlibat dalam proyek ini sebagai pemberi nasihat tentang pertunjukan wayang robot tersebut.

Upaya pelestarian wayang kulit dengan menggunakan robot sebelumnya juga sudah digagas oleh India. Wayang kulit atau dikenal dengan tholpavakoothu di India ini dikembangkan oleh salah satu start up robotik bernama Inker Robotics.

Perusahan teknologi itu sebelumnya telah dikenal dengan mengembangkan robot pertanian dan industri. Bersama dengan pegiat tholpavakoothu,Lakshman Pulavar, mereka berinisiatif untuk mengembangkan robot untuk mengoperasikan tholpavakoothu. 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement