Pameran Bersama Sumbar-Yogya Pamerkan Perhiasan Penganten Minang

Red: Fernan Rahadi

Pengunjung mengamati perhiasan emas dan perak dalam Pameran Kerajinan Karya Budaya Hasil Tambang di Museum Adityawarman, Padang, Sumatera Barat, Rabu (26/10/2022). Museum Adityawarman bekerja sama dengan Museum Kota Gede Yogyakarta memamerkan 90 koleksi perhiasan berupa anting, gelang, kalung, dan cincin dalam pameran yang berlangsung hingga 1 November 2022.
Pengunjung mengamati perhiasan emas dan perak dalam Pameran Kerajinan Karya Budaya Hasil Tambang di Museum Adityawarman, Padang, Sumatera Barat, Rabu (26/10/2022). Museum Adityawarman bekerja sama dengan Museum Kota Gede Yogyakarta memamerkan 90 koleksi perhiasan berupa anting, gelang, kalung, dan cincin dalam pameran yang berlangsung hingga 1 November 2022. | Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Puluhan perhiasan dan ornamen penganten Minangkabau tempo dulu yang kini tidak digunakan lagi dalam busana pernikahan modern, dipamerkan dalam Pameran Bersama Sumbar-Yogyakarta di Museum Adityawarman Padang.

"Ada 90 koleksi perhiasan dari total 300-an koleksi Museum Adityawarman kita pamerkan dalam pameran kali ini. Perhiasan itu sebagian terbuat dari emas 24 karat, perak dan suasa," kata Kepala UPTD Museum Adityawarman, Dewi Ria di Padang, Rabu (26/10/2022).

Ia mengatakan perhiasan yang dipamerkan itu sudah berusia puluhan tahun. Saat ini perhiasan seperti itu tidak digunakan lagi karena sejumlah alasan di antaranya terlalu ribet, rumit dan berat.

"Pakaian dan perhiasan penganten termasuk di Sumbar terus mengalami perkembangan dan perubahan. Saat ini menjadi lebih simpel. Namun perhiasan yang dipamerkan ini dulunya memang dipakai dan menjadi kebanggaan bagi penganten," katanya.

Melalui pameran itu, masyarakat terutama generasi muda bisa mendapatkan referensi tentang perbandingan bentuk, model, jenis hingga ragam ukir pada perhiasan emas dan perak yang digunakan penganten Minangkabau dulu dan sekarang.

"Kita memang menitikberatkan agar produk perhiasan masa lalu yang dibuat oleh para pendahulu ini menjadi inspirasi bagi generasi penerus," ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Syaifullah mengatakan pameran perhiasan yang pertama kali digelar oleh Museum Adityawarman sejak diresmikan pada 1977 itu penting bagi masyarakat untuk mengenal produk kerajinan emas dan perak Minangkabau.

"Kebudayaan telah menjadi isu dunia. Oleh karena itu keberadaan kebudayaan harus diprioritaskan. Oleh karena itu, dengan pameran produk emas dan perak yang telah berusia puluhan tahun ini diharapkan menjadi edukasi bagi generasi muda," katanya.

Selain itu, menurutnya, produk kebudayaan tersebut menjadi kekayaan daerah yang diminati oleh wisatawan karena berdasarkan data, 80 persen orang melakukan kunjungan wisata ke Sumbar berkaitan dengan produk kebudayaan.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) DIY Dian Lakshmi Pratiwi yang turut hadir dalam pameran mengucapkan terima kasih karena dilibatkan dalam pameran emas dan perak yang berlangsung hingga 30 Oktober 2022 ini.

"Salah satu tujuan kami terlibat dalam pameran ini adalah melestarikan benda koleksi hingga menjadi bukti materiil bagi generasi yang akan datang untuk pengembangan keilmuan," katanya.

Dalam pameran tersebut, Dinas Kebudayaan DIY menampilkan kerajinan perak dari Kotagede berupa replika dari koleksi, serta peralatan pembuatan kerajinan perak.

Terkait


Pertama di Dunia, Pameran Luring dari Kelas Daring di Yogyakarta

Pameran Bersama Empat Museum di Museum Airlangga Kota Kediri

Keraton Yogyakarta Kisahkan Kembali Pasca-Geger Sepehi Melalui Pameran

Indonesia 4.0 Conference & Expo 2022

Rabu Ini, Islamic Book Fair 2022 Resmi Dibuka

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark