Gagal Ginjal Akut pada Anak, Masyarakat Diminta tak Panik
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Kasus gagal ginjal akut (GGA) terus meningkat, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan sejak dini. Ilustrasi. | Foto: Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- RSUP Dr Sardjito meminta agar masyarakat untuk tidak panik terkait dengan gagal ginjal akut pada anak, namun tetap waspada. Pasalnya, banyak masyarakat terutama orang tua yang datang ke Sardjito karena khawatir dengan penyakit ini.
Hal tersebut disampaikan anggota tim medis dari Divisi Nefrologi Anak RSUP Dr Sardjito, Kristia Hermawan. Kristia menyebut, ada kejadian di mana orang tua langsung membawa anaknya ke UGD karena khawatir anaknya menderita gagal ginjal akut akibat sempat mengkonsumsi obat sirop.
"Ada kasus diduga gagal ginjal akut, itu ada ibu-ibu yang datang ke UGD karena takut anaknya mengalami gagal ginjal setelah (sempat) mengkonsumsi obat (sirop). Sudah Dilakukan pemeriksaan awal, tapi tidak memenuhi kriteria gagal ginjal akut," kata Kristia belum lama ini.
Kristia meminta agar masyarakat tetap waspada dengan memperhatikan gejala-gejala gagal ginjal akut ini. Terutama dengan memperhatikan adanya penurunan frekuensi atau volume urin pada anak.
Jika ditemukan gejala gagal ginjal akut, katanya, diharapkan untuk dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat. Kristia menuturkan, faskes tingkat pertama sudah dapat menangani kasus tersebut, sehingga tidak harus dibawa ke rumah sakit besar.
"Jangan berbondong-bondong ke Sardjito semua, fasyankes terdekat dulu atau dokter anak di daerah pun sudah mampu terkait isu ini. Jadi bisa ke fasyankes manapun," ujar Kristia.
Sardjito tercatat sudah menangani 13 kasus gagal ginjal akut. Dari 13 kasus tersebut, tujuh kasus dilaporkan meninggal dunia, empat kasus dinyatakan sembuh dan dua kasus masih menjalani perawatan berdasarkan data per 25 Oktober 2022.
"Sampai saat ini kita tidak ada menerima kasus baru," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Cabang IDAI DIY Tunjung Wibowo juga mengatakan agar masyarakat tenang dalam menyikapi gagal ginjal akut pada anak ini. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan jika mendapati anak mengalami gejala gagal ginjal akut.
"Orang tua diharapkan waspada, terutama yang memiliki anak dibawah usia enam tahun yang mengalami penurunan volume atau frekuensi urin atau tidak ada urin, baik dengan atau tanpa gejala demam dan/atau diare," kata Wibowo.
Tunjung menyebut, semua anggota IDAI DIY telah meningkatkan perhatian khusus atas kasus gagal ginjal akut pada anak ini. Sosialisasi dan edukasi terkait gagal ginjal akut ini juga terus digencarkan kepada masyarakat.