Kamis 27 Oct 2022 20:18 WIB

Kuartal III, BSI Catat Laba Tumbuh 42 Persen Jadi Rp 3,21 Triliun

BSI mencatat peningkatan dua digit di seluruh indikator kinerja Kuartal III 2022.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (kanan) bersama Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii (kedua kiri), Direktur Retail Banking BSI Ngatari (kedua kanan) menyampaikan paparan kinerja BSI kuartal III/2022 di Jakarta, Kamis (27/10/2022). PT Bank Syariah Indonesia Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan dan berkualitas dilihat dari kinerja positif yang berlanjut pada kuartal III/2022, berdasarkan laba bersih yang meningkat 42 persen secara year on year (YoY) mencapai Rp 3,21 triliun. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (kanan) bersama Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii (kedua kiri), Direktur Retail Banking BSI Ngatari (kedua kanan) menyampaikan paparan kinerja BSI kuartal III/2022 di Jakarta, Kamis (27/10/2022). PT Bank Syariah Indonesia Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan dan berkualitas dilihat dari kinerja positif yang berlanjut pada kuartal III/2022, berdasarkan laba bersih yang meningkat 42 persen secara year on year (YoY) mencapai Rp 3,21 triliun. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat laba bersih yang tumbuh 42 persen (yoy) mencapai Rp 3,21 triliun. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan, hampir seluruh kinerja mencatatkan pertumbuhan yang baik.

"Kami terus melakukan transformasi dan efisiensi di internal serta mencermati perkembangan ekonomi di dalam negeri dan global, agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja BSI yang sehat dan berkelanjutan," katanya dalam Paparan Kinerja Kuartal III 2022, Kamis (27/10/2022).

BSI membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 245,18 triliun atau tumbuh 11,86 persen pada periode yang sama. Kinerja positif ini didukung kepercayaan masyarakat melalui penempatan DPK, khususnya tabungan wadiah tumbuh melesat dan menjadi salah satu produk yang paling diminati masyarakat.

Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho mengatakan, pencapaian kinerja kali ini jauh lebih baik dari tahun lalu. Ini menunjukkan merger telah berdampak sangat positif dan menciptakan efisiensi yang lebih baik.

"Total pembiayaan tumbuh 22,35 persen, yaitu menjadi Rp 199,82 triliun dan ini pertumbuhan yang sangat penting bagi BSI, karena artinya proses intermediasi berjalan dengan sehat dan sustain," katanya.

Hal itu tecermin dari NPF Nett yang sangat terjaga yaitu hanya sebesar 0,59 persen. Ia mengatakan, kinerja perseroan hingga September 2022 berada pada jalur yang tepat dan menuju pertumbuhan yang semakin solid.

Direktur Retail Banking BSI, Ngatari menambahkan pembiayaan dikontribusi terbesar berasal dari bisnis mikro yang tumbuh 37,32 persen, disusul pembiayaan kartu yang meningkat 35,81 persen dan pembiayaan gadai naik 30,15 persen. Capaian ini juga didukung oleh kualitas pembiayaan yang sangat sehat.

Posisi pencairan pembiayaan baru juga memiliki kualitas yang baik. Untuk total pembiayaan baru wholesale yang mencapai Rp 29,99 triliun punya kualitas baik dengan NPF nol persen, sementara total pembiayaan baru retail yang sebesar Rp 54,36 triliun mencatat NPF 0,02 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement