Kamis 27 Oct 2022 20:59 WIB

Menlu Retno Kecam Serangan Saat Konser Musik di Myanmar

Indonesia menyampaikan kekhawatiran terhadap terus meningkatnya kekerasan di Myanmar

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pernyataannya saat konferensi pers usai pertemuan khusus para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di gedung kementerian luar negeri di Jakarta, 27 Oktober 2022. Sekretariat ASEAN menjamu para menteri luar negeri Asia Tenggara
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pernyataannya saat konferensi pers usai pertemuan khusus para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di gedung kementerian luar negeri di Jakarta, 27 Oktober 2022. Sekretariat ASEAN menjamu para menteri luar negeri Asia Tenggara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi bersama menlu negara Asia Tenggara pada Kamis (27/10/2022) mengecam serangan terhadap konser musik di Negara Bagian Kachin, utara Myanmar. ASEAN menilai rencana proses perdamaian yang disusun para pemimpin ASEAN dan junta tidak terlaksana justru semakin memburuk.

"Serangan yang dilakukan oleh junta militer Myanmar pada saat pelaksanaan konser musik di Kachin harus dikecam dan tidak dapat diterima," ujar Retno dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Baca Juga

Indonesia menyampaikan kekhawatiran terhadap terus meningkatnya kekerasan di Myanmar yang telah memakan banyak korban masyarakat sipil. "Indonesia menyampaikan duka cita dan simpati kepada para korban dan keluarganya. Tindakan kekerasan sekali lagi harus segera dihentikan," ujarnya menambahkan.

Pesan ASEAN itu ditegaskan Retno harus tersampaikan oleh Tatmadaw. Di sisi lain, Ketua ASEAN, Kamboja juga mengeluarkan pernyataan mengenai pentingnya penghentian kekerasan terbaru di Myanmar. "Tanpa penghentian kekerasan, tidak akan tercipta kondisi kondusif untuk penyelesaian krisis politik ini," ujar Retno.

Serangan udara terjadi pada Ahad (23/10/2022) malam di Negara Bagian Kachin, utara Myanmar. Sebanyak 80 orang tewas termasuk penyanyi dan pejabat pasukan minoritas etnis Kachin Independence Army (KIA).

KIA berjuang mendapatkan otonomi lebih besar bagi warga Kachin selama enam dekade. Kelompok tersebut mendukung penentangan terhadap kekuasaan militer pascakudeta tahun lalu.

Menurut KIA, serangan tersebut menargetkan perayaan ke-62 pembentukan sayap politik mereka. Serangan itu, kata KIA, adalah kejahatan perang. Di lain pihak, militer Myanmar mengeklaim pasukannya merespons penyergapan dan serangan lain yang dilakukan oleh KIA serta kelompok bersenjata.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement