REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Pertanian Kota Padang, Sumatera Barat, menyebutkan faktor cuaca menjadi salah satu kendala penyaluran bantuan vaksin penyakit mulut dan kaki (PMK) untuk ternak.
Kepala Dinas Pertanian Kota PadangSyahrial Kamat di Padang, Sumbar, Kamis (27/10/2022) mengatakan dari 2.000 dosis vaksin yang didapatkan hingga saat ini baru 900 dosis yang disuntikkan kepada sapi yang ada di daerah tersebut.
"Ada beberapa kendala yang dialami petugas mulai dari kondisi cuaca yang tidak baik, jarak dari kandang ke kandang yang jauh, hingga peternak yang tidak mau sapi mereka disuntik," kata dia.
Dia meyakini kendala yang ada saat ini dapat dilalui seperti cuaca yang buruk tentu menunggu hingga cuaca kembali bagus. Kemudian, jarak kandang yang jauh dapat dicari solusi dengan kendaraan roda dua.
"Khusus untuk peternak yang tidak mau, kami membiarkan dahulu dan mencoba memberikan edukasi agar mereka memahami vaksin ini melindungi hewan ternak mereka," kata dia.
Ia mengatakan jumlah bantuan vaksin PMK yang diterima Pemkot Padang sebenarnya jauh dari kebutuhan sapi yang ada di kota setempat. Ia mencatat ada 21 ribu sapi di Kota Padang dan vaksin ini harus diberikan kepada 70 persen sapi yang ada di kota setempat atau untuk 14 ribu sapi.
"Total kebutuhan ini 28 ribu yakni vaksin dua kali untuk 14 ribu sapi di Kota Padang," kata dia.
Pemkot Padang awalnya mendapatkan bantuan vaksin untuk seratus sapi padaJuni 2022 dan disuntikkan langsung pada hewan. Kemudian, di akhir Juli 2022 datang lagi vaksin untuk 1.800 ekor sapi dan dilakukan vaksinasi pada 100 sapi di rumah potong hewan.
Pihaknya menyebar vaksin untuk 1.200 ekor sapi yang dimiliki masyarakat dan sisanya saat ini tersedia vaksin untuk 500 ekor sapi. Kemudian, ada bantuan dari pusat 2.000 vaksin tambahan yang baru diterima dan disalurkan kepada peternak.
Menurut dia, kebutuhan yang banyak ini tentu pihaknya berharap bantuan dari Kementerian Pertanian sehingga seluruh sapi di daerah itu mendapatkan vaksin agar memutus penyebaran penyakit.
"Pendistribusian vaksin terus berjalan dan memang ada kendala seperti peternak yang tidak ingin sapi mereka divaksin. Ini disebabkan karena pemahaman peternak yang masih kurang dan ini yang akan kita kejar," ujarnya.
Dia menyebut sejak PMK masuk ke Kota Padang pada 15 Mei 2022 total ada 95 ekor sapi yang diduga terjangkit penyakit mulut dan kaki. Setelah dilakukan penanganan sebanyak 32 ekor sapi sudah sembuh total, sisanya 63 ekor dalam tahap penyembuhan.
"Dari 63 ekor itu sebanyak 19 ekor sapi masih dalam perawatan. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada sapi yang mati akibat PMK dan tidak ada juga yang dipotong paksa akibat penyakit ini. Ada informasi sapi berumur 4 bulan mati yang hidup di kawasan TPA Aia Dingin, itu diduga karena kekurangan gizi karena hidup di tempat pembuangan sampah," kata dia.