Kamis 27 Oct 2022 22:50 WIB

Dorong Kewirausahaan Petani Milenial, Kementan Perkuat Kelembagaan DPM/DPA

Kiprah DPM/DPA diyakini jadi pengungkit regenerasi petani yang adaptif teknologi

Pada kegiatan Penguatan Kelembagaan DPM/DPA Kementan RI Korwil Provinsi Kalimantan Timur di Aula UPTD BPPSDMP Sempaja, belum lama ini, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti mengatakan Presiden RI Joko Widodo sangat memperhatikan SDM pertanian, di era kedua pemerintahannya. Menurutnya, Presiden Jokowi fokus pada pengembangan SDM, yang memiliki karakter kerja keras, dinamis, produktif, terampil, menguasai teknologi dan bertalenta.
Foto: istimewa
Pada kegiatan Penguatan Kelembagaan DPM/DPA Kementan RI Korwil Provinsi Kalimantan Timur di Aula UPTD BPPSDMP Sempaja, belum lama ini, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti mengatakan Presiden RI Joko Widodo sangat memperhatikan SDM pertanian, di era kedua pemerintahannya. Menurutnya, Presiden Jokowi fokus pada pengembangan SDM, yang memiliki karakter kerja keras, dinamis, produktif, terampil, menguasai teknologi dan bertalenta.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Keberadaan serta peran generasi muda sangat sentral dalam pembangunan nasional, dimana jumlah penduduk usia produktif akan berada di titik tertinggi sebagai bonus demografi. Melihat peluang tersebut, Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) fokus mencetak 2,5 juta petani milenial.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini jika tongkat estafet pertanian harus segera diberikan kepada anak-anak muda. Sebab, merekalah yang akan meneruskan sektor pertanian yang semakin mandiri, maju dan modern. 

“Sistem pertanian kita saat ini beradaptasi dengan era 4.0, generasi milenial yang akrab dengan inovasi teknologi dalam era 4.0. Kita akan cetak 2,5 juta petani milenial hingga 2024,” katanya.

Mentan menambahkan, saat ini Kementan telah memiliki lebih dari dua ribu Duta Petani Millenial dan Duta Petani Andalan (DPM/DPA)  yang akan memberikan resonansi dan aktivasi petani milenial di daerahnya. 

Menurutnya, kehadiran DPM/DPA sebagai role model petani dan wirausahawan muda pertanian diharapkan mampu meresonansi generasi muda lainnya. Pasalnya, pertanian sangat menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi bangsa dan rakyat," kata Mentan Syahrul.

"Pertanian itu given dari Tuhan yang mengaruniakan alam dan musim yang baik. Saat ini, generasi muda telah masuk era teknologi digital, sehingga perlu adaptasi dalam memanfaatkan peluang dan memenangkan kompetisi," kata Mentan Syahrul. 

Pendapat senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi tentang DPM/DPA yang didorong untuk mengambil peran, khususnya di sektor pertanian melalui berbagai kegiatan yang produktif. 

“Pertanian saat ini berbeda dengan sebelumnya. Kita masuk era pertanian internet of things dan artificial intelligent. Satelit sudah main. Bukti pertanian itu keren. Mental tak mudah menyerah, mandiri, adaptif, inovatif serta disiplin tinggi yang menjadi modal dasar keberhasilan pembangunan pertanian," katanya.

Dia menambahkan strategi Kementan adalah mendorong kewirausahaan pemuda. Pemerintah, khususnya Kementan, terus mencari peluang membangun ekosistem kewirausahaan bagi generasi muda, guna mengoptimalkan pemanfaatan potensi demografi tersebut. Pengembangannya, secara lintas kementerian dengan mengedepankan kolaborasi bersama banyak pihak.

Pada kegiatan Penguatan Kelembagaan DPM/DPA Kementan RI Korwil Provinsi Kalimantan Timur di Aula UPTD BPPSDMP Sempaja, belum lama ini, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti mengatakan Presiden RI Joko Widodo sangat memperhatikan SDM pertanian, di era kedua pemerintahannya. Menurutnya, Presiden Jokowi fokus pada pengembangan SDM, yang memiliki karakter kerja keras, dinamis, produktif, terampil, menguasai teknologi dan bertalenta.

“Kiprah DPM/DPA diyakini dapat menjadi pengungkit regenerasi petani yang adaptif teknologi serta mewujudkan target 2.5 juta pengusaha pertanian mendukung ketahanan pangan nasional dan mengatasi krisis pangan global," katanya.

Dari 2000 DPM/DPA yang telah dikukuhkan, katanya, per orang dapat menumbuhkembangkan 200 orang petani milenial baru di daerahnya, maka bisa jadi 400 ribu petani milenial baru dan di akhir 2024 dapat mencapai 2.5 juta petani milenial baru."Untuk mempercepat resonansi tersebut, dibutuhkan penguatan kelembagaan DPM/DPA. Bila di tingkat nasional kita mengenal Badan Pengurus Harian disingkat BPH, maka di provinsi kita menyebutnya koordinator wilayah (Korwil). 

Menurut Kapusdik Idha WA, di setiap daerah memiliki champion petani pengusaha millenial  yang tergabung dalam DPM/DPA. "Sebut saja Agus Basuki selaku DPA asal Balikpapan yang fokus mengembangkan komoditas hortikultura.  Muhammad Khairul Huda selaku DPM yang juga Ketua P4S Nasda dan mengembangkan hortikultura selain perkebunan," katanya.

Ada lagi Abdul Gushai Uzuludin, katanya, yang juga Sekretaris P4S Nasda yang juga mengembangkan sayuran hidroponik dan Ali Lutfi, DPM pemilik Bara Farm serta sederet nama lainnya.

Pada kesempatan Penguatan Kelembagaan DPM/DPA Kementan RI Korwil Provinsi Kalimantan Timur hadir pula Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kaltim  yang  terus memotivasi dan mendorong hadirnya petani muda di  Kaltim. 

Dalam agenda penguatan kelembagaan pun dibahas pergantian Korwil Provinsi Kaltim yang difasilitasi Dyah Rachmawati, Graha Abdi Pasaman dan Slamet Wuryadi selaku perwakilan dari BPH DPM/DPM Kementan RI. 

Selain itu, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku UPT Kementan di Provinsi Kalimantan Selatan [Kalsel] turut hadir Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso."SMKPPN Banjarbaru turut serta dalam program regenerasi di Kalimantan timur, yang salah satunya menangani DPM/DPA dan pelatihan bagi penyuluh dan petani di sana," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement