Jumat 28 Oct 2022 06:34 WIB

Reisa: Tak Ada Bukti Ilmiah Vaksinasi Covid-19 Penyebab Gangguan Ginjal Akut

vaksin Covid-19 di Indonesia saat ini baru diberikan kepada anak usia 6 tahun ke atas

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Akbar
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro.
Foto: Istimewa
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, tak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa vaksinasi Covid-19 dan penyakit Covid-19 menjadi penyebab terjadinya gangguan ginjal akut pada anak yang belakangan ini banyak ditemukan.  

“Terkait dengan dugaan vaksinasi Covid-19 mengakibatkan gangguan ginjal akut pada anak yang belakang ini ditemukan, sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan kejadian tersebut berkaitan dengan vaksin maupun penyakit Covid-19 nya,” kata Reisa saat konferensi pers di Kantor Presiden, dikutip pada Jumat (28/10/2022).

Selain itu, lanjut dia, vaksin Covid-19 di Indonesia saat ini baru diberikan kepada anak usia 6 tahun ke atas. Pemerintah pun hingga saat ini juga terus melakukan berbagai penyelidikan dan investigasi terkait penyakit gangguan ginjal akut.

“Yang ternyata diakibatkan oleh cemaran bahan toksik yakni etilen glikol dan dietilen glikol. Dan kedua bahan ini tidak pada vaksin,” ujar Reisa.

Karena itu, ia meminta masyarakat agar tak khawatir dan takut untuk melengkapi vaksinasi bagi anak usia 6 tahun ke atas. Lebih lanjut, terkait penanganan jika muncul demam pascavaksinasi, maka dapat dilakukan pertolongan di rumah dengan memakaikan baju anak yang ringan dan tipis yang membuat nyaman dan berbahan baik untuk menyerap keringat.

“Dan kalau anak kedinginan dapat diberikan selimut tipis, maka hindarilah pakaian yang tebal, topi atau kaos kaki dapat meningkatkan suhu tubuh anak,” kata Reisa.

Kemudian, pastikan anak tidak terhidrasi dengan memberikan cairan ekstra. Selain air mineral, anak dapat mengkonsumsi cairan dalam bentuk sup, rebusan kaldu, dan juga jus buah.

“Yang ketiga lakukan kompres dengan air hangat terutama di dahi, lipatan ketiak, lipatan paha dan hindari kompres dingin yang justru dapat meningkatkan suhu tubuhnya. Yang ke-4 jaga suhu ruangan agar tetap sejuk dan nyaman,” jelasnya.

Reisa mengatakan, biasanya gejala pascavaksinasi tersebut dapat berlangsung beberapa jam hingga 3 hari. Namun jika suhu badan anak di atas 40 derajat celcius atau demam lebih dari 3 hari, atau muncul keluhan lainnya, maka segera bawa anak ke layanan kesehatan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement