REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG --Persita Tangerang menjajaki kerja sama dengan tiga klub sepak bola Portugal, yakni Sporting Lisbon, Benfica, dan FC Porto untuk membangun akademi sepak bola yang berkualitas.Penjajakan kerja sama itu dilakukan dengan kunjungan Presiden Persita Ahmed Rully Zulfikar ke Portugal, bersama Direktur Teknik, sekaligus Pelatih Persita U-20 Luis Edmundo Duran.
"Saya dan tim ingin belajar banyak mengenai pembinaan sepak bola di Portugal, agar bisa kita adopsi di Persita Tangerang. Portugal adalah negara yang sangat cocok untuk itu," kata Rully, melalui laman resmi klub, Jumat (28/10/2022(.
Pada kunjungan yang diinisiasi Dubes Indonesia untuk Portugal Rudi Alfonso itu, rombongan Persita berkunjung ke tiga klub besar di Portugal, yang salah satunya mantan klub Cristiano Ronaldo, Sporting Lisbon.
Menurut dia, Portugal dipilih karena dari segi postur para pemain hampir sama dengan Indonesia yakni 170-180 cm, sementara jika mengadopsi klub Inggris dan Jerman sangat sulit karena sudah jauh dari segi postur.
"Artinya, dari pola permainan dan juga segi strategi bisa kita jalankan nanti adalah dari Portugal. Selain itu tiga klub Portugal dengan tangan terbuka ingin bekerja sama dengan Persita," katanya.
Rully mengungkapkan ketiga klub itu sangat menyambut baik kunjungan rombongan Pendekar Cisadane, dan akan segera ditindaklanjuti jalinan kerja sama dengan satu atau dua tim tersebut.
"Saat ini baik kami sedang dalam proses untuk pengerjaan proposal kerja sama ini. Sembari itu kita juga terus mengejar dan menyiapkan infrastruktur di sini," katanya.
"Kemungkinan jika ada kabar dari tim Portugal kita akan putuskan memakai tim yang mana, tiga klub itu memiliki pembinaan yang bagus dan cara yang berbeda," katanya.
Ia mencontohkan Porto yang sudah memiliki kerja sama di beberapa negara, seperti di Amerika Serikat, dengan mendirikan akademi bernama Dragon Force, atau Sporting yang memiliki cara pembinaan bagus dengan pemain menjalani pendidikan di sekolah umum.
"Pendidikan itu sangat penting, begitu juga di Persita. Pendidikan nomor satu, supaya dari usia dini mereka dididik disiplin. Fisik dan taktik bisa dibentuk, tapi intelegensi didapat dari akademis," ujarnya.