Jumat 28 Oct 2022 07:20 WIB

Pejabat Hawaii Wasapda Peningkatan Aktivitas Gunung Berapi Mauna Loa 

Gunung Mauna Loa menunjukkan tanda-tanda akan erupsi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Batuan cair mengalir dari Mauna Loa, yang terletak di bagian selatan-tengah pulau Hawaii, pada tanggal 4 April 1984. Pejabat Hawaii memperingatkan penduduk Pulau Besar untuk bersiap menghadapi kemungkinan bahwa gunung berapi aktif terbesar di dunia dapat meletus mengingat lonjakan gempa bumi baru-baru ini di puncak Mauna Loa.
Foto: AP Photo
Batuan cair mengalir dari Mauna Loa, yang terletak di bagian selatan-tengah pulau Hawaii, pada tanggal 4 April 1984. Pejabat Hawaii memperingatkan penduduk Pulau Besar untuk bersiap menghadapi kemungkinan bahwa gunung berapi aktif terbesar di dunia dapat meletus mengingat lonjakan gempa bumi baru-baru ini di puncak Mauna Loa.

REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU -- Pejabat Hawaii pada Kamis (27/10/2022) memperingatkan penduduk Big Island bahwa gunung berapi aktif terbesar di dunia, Mauna Loa, menunjukkan tanda-tanda akan erupsi. Para ilmuwan waspada karena lonjakan gempa bumi baru-baru Ini terjadi di puncak gunung berapi tersebut.

Para ahli mengatakan, jika terjadi erupsi maka lahar akan mencapai rumah-rumah yang paling dekat dengan gunung berapi dalam hitungan jam. Gunung berapi Mauna Loa terakhir kali meletus pada 1984.

Baca Juga

Badan pertahanan sipil Hawaii mengadakan pertemuan di seluruh pulau untuk memberikan pembekalan kepada penduduk tentang kesiapan kemungkinan keadaan darurat. Badan tersebut merekomendasikan kepada masyarakat untuk menyiapkan sebuah tas yang berisi makanan dan barang penting lainnya. Badan pertahanan sipil juga meminta masyarakat mengidentifikasi tempat tinggal setelah mereka meninggalkan rumah, dan membuat rencana untuk berkumpul kembali dengan anggota keluarga.

“Jangan membuat panik semua orang, tetapi mereka harus menyadari bahwa Anda tinggal di lereng Mauna Loa.  Ada potensi bencana lahar,” kata Administrator Pertahanan Sipil Kabupaten Hawaii, Talmadge Magno.

Magno mengatakan, gunung berapi membentuk 51 persen dari daratan Pulau Hawaii, sehingga sebagian besar pulau berpotensi terkena letusan. Ada lonjakan pembangunan di Big Island dalam beberapa dekade terakhir. Populasi penduduk di Big Island meningkat lebih dari dua kali lipat  menjadi 200.000 dari 92.000 pada 1980. Magno mengatakan kepadatan penduduk membuat para pejabat sigap  menyebarkan berita tentang ilmu gunung berapi dan mendesak orang untuk bersiap.

Mauna Loa, berada di ketinggian 13.679 kaki atau 4.169 meter di atas permukaan laut. Mauna Loa jauh lebih besar dari gunung berapi lainnya yaitu Kilauea, yang meletus dan menghancurkan 700 rumah pada 2018. Beberapa lereng Mauna Loa jauh lebih curam daripada Kilauea sehingga ketika meletus lavanya bisa mengalir lebih cepat.

Selama letusan pada 1950, lahar Mauna Loa menempuh jarak 15 mil atau 24 kilometer ke laut dalam waktu kurang dari tiga jam. Observatorium Gunung Api Hawaii, yang merupakan bagian dari Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan, Mauna Loa berada dalam "keresahan yang meningkat" sejak pertengahan bulan lalu ketika jumlah gempa bumi di puncak melonjak dari 10 menjadi 20 per hari, kemudian meningkat lagi dari 40 gempa menjadi 50 gempa per hari.

Para ilmuwan mengatakan, meningkatnya gempa bumi terjadi karena lebih banyak magma mengalir ke sistem reservoir ke puncak Mauna Loa dari titik panas di bawah permukaan bumi. Frekuensi gempa telah menurun dalam beberapa hari terakhir, tetapi bisa meningkat lagi.

sumber : ap
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement