REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) menembakan rudal balistik ke arah laut sebelah timur. Sementara Seoul menyelesaikan latihan militer dua pekan yang bertujuan menahan serangan Pyongyang.
Peluncuran, Jumat (28/10/2022) menjadi tembakan rudal terbaru Korut yang memiliki senjata nuklir pada tahun ini. Pyongyang telah menembakan berbagai rudal mulai dari jarak pendek sampai antara benua atau ICBM.
Belum ada detail lebih lanjut tentang rudal yang ditembakan. Tembakan ini dilepaskan empat hari setelah Korut dan Korsel saling tukar tembakan peringatan di laut barat.
Pasukan Korsel dijadwalkan mengakhiri latihan lapangan Hoguk 22 selama 12 hari pada Jumat ini. Pasukan AS ikut latihan ini. Pesawat Korsel dan AS akan mulai latihan gabungan pada Senin (31/10/2022).
Korut mengatakan tembakan rudal sebelum Jumat ini sebagai protes atas latihan gabungan yang menurut Pyongyang provokatif dan persiapan untuk invasi. Korsel dan Amerika Serikat (AS) mengatakan latihan ini untuk memperkuat pertahanan dan menghadapi ancaman Korut.
AS dan sekutu-sekutunya yakin Korut dapat menggelar kembali uji coba nuklir pertama mereka sejak 2017. Presiden Korsel Yoon Suk-yeol mengatakan Korut telah menyelesaikan semua persiapan teknis yang dibutuhkan untuk meledakan ruang bawah tanah Lokasi Tes Nuklir Punggye-ri yang ditutup tahun 2018.
Dari tahun 2006 sampai 2017 Korut menggelar enam uji coba nuklir. Pada Kamis (27/10/2022) lalu kepala pemantau nuklir PBB mengatakan konfirmasi lebih lanjut uji coba nuklir Korut yang ketujuh "bergerak maju ke arah yang mengkhawatirkan."
Korsel sudah memperingatkan dimulainya kembali uji coba nuklir Korut akan mendapatkan respon "sangat keras" dari sekutu. Tapi baik Korsel maupun AS belum mengungkapkan detailnya.