REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kota Bandung memastikan sebagian pengrajin tahu dan tempe yang tergabung di Koperasi Produsen Tempe Tahu (Kopti) tetap akan berproduksi. Hal itu menyikapi sebagian pengrajin lainnya yang memilih mogok produksi pada 29-31 Oktober 2022.
"Jadi kalau kami menerima informasi dari Kopti Kota Bandung membuat surat menyatakan bahwa mereka tetap akan berproduksi jadi tak ikut mogok," ujar Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Jumat (28/10/2022).
Ia menyebut surat yang dibuat Kopti ditujukan kepada pengrajin tahu tempe yang tergabung di organisasi tersebut. Total kurang lebih terdapat 576 pengrajin tahu dan tempe yang tergabung di Kopti Bandung.
"Suratnya ditujukan ke seluruh para pengrajin tahu tempe di Kota Bandung karena seluruh anggota pengrajin tahu tempe yang masuk ke Kopti sudah mendapatkan subsidi harga kedelai Rp 1.000 per kilogram dimulai April mereka dapatkan subsidi ini," katanya.
Elly mengatakan penyaluran subsidi kedelai dilakukan oleh Bulog. Ia mengatakan beberapa waktu lalu pengrajin tahu tempe sempat akan mogok namun berhasil ditunda setelah melakukan dialog.
"Saya sampaikan bagaimana pengrajin mogok ini kan sudah dapat subsidi dari pusat akhirnya kesepakatan pertama itu bahwa Kopti Bandung tak akan mogok dan alhamdulillah kali ini juga ketua Kopti keluarkan surat resmi ke kami mereka tak ikutan mogok produksi," katanya.
Terkait dengan rencana paguyuban pengrajin tahu tempe Jabar akan melakukan aksi mogok produksi, ia mengatakan kewenangan menjawab hal tersebut berada di instansi Disperindag Jawa Barat. Namun begitu, pihaknya menyayangkan jika terdapat pengrajin yang mogok produksi. Sebab masalah harga kedelai merupakan masalah global dan tergantung kondisi negara penyalur seperti Amerika dan Kanada.
"Kami lihat komitmen Kopti dan pengrajin tahu tempe tetap produksi, saya sedih kalau harus mogok. Bandung pusat kuliner dan pakai tahu tempe jadi banyak terdampak, kasihan. Pedagang pasar nanti berhenti jadi banyak dirugikan," katanya.
Sebelumnya, Pengrajin tahu dan tempe di sentra industri tahu Cibuntu, Kota Bandung akan melakukan mogok produksi terhitung mulai 29-31 Oktober. Kebijakan tersebut diputuskan mengingat harga kedelai terus naik hingga di angka Rp 14.000 per kilogram.