REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan bahasa gaul terkadang membuat kita harus lebih berhati-hati dalam bertutur kata. Sebab, beberapa kata atau kalimat yang termasuk dalam bahasa Arab bisa termasuk melecehkan agama.
Ada sejumlah kalimat yang sering digunakan anak muda dalam obrolan sehari-hari, seperti Astaghfirullahaladzim yang diplesetkan menjadi “Astajim”, Assalamualaikum menjadi “Samlekom,” atau ya Allah menjadi “Yaowo.”
Dalam salah satu iklan dari salah satu e-commerce, ada yang menyebutkan “Samlekom.” Menanggapi ini, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti mengatakan melesetkan kalimat salam, istighfar, dan kalimat suci lain tidak boleh.
“Itu dapat mengubah arti dan merusak keutamaan kalimat-kalimat tersebut,” kata Abdul kepada Republika.co.id, Jumat (28/10/2022),
Abdul mencontohkan kalimat salam Assalamualaikum yang artinya “Semoga keselamatan terlimpahkan untuk kamu…” Jika diucapkan dengan pelesetan “Samlekom” kata itu tidak ada artinya.
Sama halnya dengan istighfar. Astaghfirullah berarti “Aku memohon ampun kepada Allah atas segala dosa..” Namun, jika itu dipelesetkan menjadi “Astajim” tidak ada maknanya.
Abdul mengingatkan akan bahaya melesetkan kalimat suci. “Kalau niat melesetkan, meremehkan, atau menyelewengkan makna dan keutaman kalimat-kalimat suci itu bisa berdosa,” ujarnya.
Astagfirullah artinya artinya "Aku memohon ampun kepada Allah atas segala dosa...:. Kalau "astajim" itu tidak ada artinya. Bahkan, kalau niat memelesetkan untuk meremehkan atau menyelewengkan makna dan keutamaan kalimat-kalimat suci itu bisa berdosa.
“Kalau melafadzkan tidak fasih karena belum mampu membaca dalam bahasa Arab yang baik, maka tidak apa-apa. Akan tetapi, bagi mereka yang belum fasih hendaknya belajar apalagi jika dia seorang Muslim,” tambahnya.