Jumat 28 Oct 2022 19:05 WIB

BNPB: 1.000 KK di Kabupaten Majene Terdampak Banjir

Banjir memaksa warga mengungsi ke tempat kerabat yang lebih aman.

Warga membersihkan rumahnya yang terendam lumpur pascabanjir di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Warga membersihkan rumahnya yang terendam lumpur pascabanjir di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dari data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops), 1.000 kepala keluarga (KK) di tiga kecamatan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, terdampak banjir. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebut hujan deras melanda wilayah tersebut pada Kamis (27/10/2022) selama enam jam, mengakibatkan Sungai Saleppa meluap hingga ke permukiman warga di Kecamatan Banggae, Banggae Timur, dan Pemboangan.

"Data sementara yang berhasil dihimpun, sebanyak 1.000 kepala keluarga dan 1.000 unit rumah warga terdampak banjir dengan ketinggian muka air bervariasi antara 20 hingga 80 sentimeter," ujar Abdul dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Baca Juga

Abdul mengatakan, banjir tersebut memaksa sebagian warga terdampak memilih mengungsi ke tempat kerabat yang lebih aman. BPBD Majene dan tim gabungan hingga kini masih melakukan penanganan bencana, antara lain melakukan pemantauan kondisi banjir, mengevakuasi warga terdampak, dan berkoordinasi dengan pihak terkait guna melakukan penanganan lebih lanjut.

Merujuk prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca pada Jumat berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada wilayah Kabupaten Majene, Polewali Mandar, Mamasa, dan Mamuju. Sementara untuk Sabtu (29/10), prakiraan cuaca di wilayah Sulawesi Barat didominasi cerah berawan hingga hujan ringan.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan khususnya yang berada di wilayah rawan bencana, seperti masyarakat yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai. Masyarakat di sekitar lereng dan dataran rendah, jika terjadi hujan lebih dari satu jam, kemudian jarak pandang 50 meter tidak terlihat, segera keluar rumah, tinggalkan tempat dan cari lokasi aman dan lebih tinggi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement