Sabtu 29 Oct 2022 00:45 WIB

PDIP Enggan Bahas 'Dewan Kolonel', Ini Penjelasan Hasto

Dewan Kolonel, relawan pendukung kandidat capres, maupun isu justru kontra-produktif.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kiri) bersama Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyanto (kanan) memberi keterangan pers usai pertemuan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan memberikan sanksi peringatan keras dan terakhir terhadap FX Hadi Rudyanto terkait dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju pada Pilpres 2024. Republika/Prayogi.
Foto: Republika/Prayogi
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kiri) bersama Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyanto (kanan) memberi keterangan pers usai pertemuan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan memberikan sanksi peringatan keras dan terakhir terhadap FX Hadi Rudyanto terkait dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju pada Pilpres 2024. Republika/Prayogi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP PDIP enggan membahas lagi Dewan Kolonel maupun manuver-manuver politik, terkait dukungan kepada kandidat capres-cawapres yang berkembang menuju 2024. Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya akan kosentrasi bergerak ke bawah bersama rakyat dan terus melakukan konsolidasi.

"Jadi, semua martabat dan marwah partai sudah ditegakkan. Semua sekarang berkonsentrasi tunggal melakukan konsolidasi, tiada hari tanpa pergerakan ke bawah mencetak prestasi," kata Hasto dalam keterangan, Jumat (28/10).

Hasto mengatakan, fokus partai akan tegak lurus dan tidak lagi membahas manuver politik. Baik Dewan Kolonel, relawan pendukung kandidat capres, maupun isu lain yang justru kontra-produktif.

"Tidak ada lagi berbagai hal kecuali bergerak membangun prestasi di daerah dan turba (turun ke bawah) bersama masyarakat," ucapnya.

Bagi Hasto, konsentrasi bekerja ke bawah dan menyelesaikan masalah rakyat itu jauh lebih penting ketimbang manuver politik menuju pemilu 2024 yang masih cukup lama.

"Sepertinya pemilu dengan wacana yang terlalu dini ini, mengurangi konsentrasi kita pada penyelesaian masalah ekonomi dan membangun kepemimpinan kita bagi bangsa-bangsa lain," ucapnya.

Hasto menegaskan, bagi PDIP yang terpenting saat ini adalah membangun wacana-wacana yang positif tentang konsepsi kepemimpinan yang ditawarkan. Bukan lagi berkutat dengan berbagai manuver politik.

"Mari kita dorong wacana-wacana yang positif tentang konsepsi kepemimpinan yang ditawarkan, bukan dari berbagai manuver, ada relawan, ada orang per orang," ajaknya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement