Bupati Madiun Ajak Pesilat Terlibat Pencegahan Kasus Stunting
Red: Muhammad Fakhruddin
Bupati Madiun Ajak Pesilat Terlibat Pencegahan Kasus Stunting (ilustrasi). | Foto: Republika/Mardiah
REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Bupati Madiun Ahmad Dawami mengajak perwakilan anggota perguruan pencak silat untuk terlibat dalam pencegahan kasus kekerdilan anak atau "stunting" di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur melalui pembekalan program Bangga Kencana.
Pembekalan program Bangga Kencana yang dilakukan dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 tersebut, diikuti sebanyak 140 pesilat yang merupakan perwakilan dari sejumlah perguruan pencak silat di Madiun.
"Melalui kegiatan ini, Saya mohon perguruan pencak silat bisa terlibat dengan pencegahan stunting di lingkungan sekitar masing-masing," ujar Bupati Ahmad Dawami di Madiun, Jumat (28/10/2022).
Salah satu contoh upaya pencegahan tersebut diwujudkan dengan mengedukasi anggotanya untuk menghindari pernikahan usia muda. Sebab pernikahan di usia belum matang berisiko memiliki anak terkena stunting.
"Ini harus ada pergerakan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk perguruan pencak silat," katanya.
Sesuai data Dinkes setempat, prevalensi stunting di Kabupaten Madiun saat ini mencapai 14 persen. Angka tersebut di bawah prevalensi stunting Indonesia yang ditargetkan sebesar 14 persen tahun 2024.
"Pemkab Madiun menargetkan di tahun 2024 prevalensi stunting di Kabupaten Madiun di bawah 10 persen. Ini harapan kita kalau ingin Kabupaten Madiun menjadi kabupaten maju. Sehingga stunting harus diselesaikan," katanya.
Bupati menambahkan, selain pembekalan Bangga Kencana untuk unsur pesilat, terdapat banyak upaya lain yang dilakukannya untuk menekan stunting. Seperti pencanangan Gerakan Minum FE (pil penambah darah) bersama oleh TP PKK Kabupaten Madiun yang sasarannya adalah kaum remaja (pelajar) putri. Adapun, pemberian pil penambah darah tersebut bertujuan untuk memperkuat kandungan.
Sehingga ketika nanti mereka sudah menikah, maka bisa melahirkan bayi yang sehat dan bebas stunting. Selain itu, pencegahan stunting juga digalakkan kegiatan posyandu hingga pembentukan Bunda GenRe (Generasi Berencana) di tiap desa, serta peningkatan gizi dengan gemarikan.
"Saya optimistis di tahun 2024 untuk Kabupaten Madiun angka stunting bisa di bawah dua digit atau di bawah 10 persen. Syukur bisa turun lebih kecil lagi," katanya.
Dengan peran seluruh elemen masyarakat, termasuk unsur pesilat, pihaknya optimistis capaian target kasus stunting di bawah 10 persen tersebut dapat terwujud.