Jumat 28 Oct 2022 22:23 WIB

Menghisab Diri, Salah Satu Cara Menghindari Siksa Kubur

Bertaubat sebelum tidur untuk menghindari siksa kubur.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Menghisab Diri, Salah Satu Cara Menghindari Siksa Kubur. Foto: Bertaubat. Ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menghisab Diri, Salah Satu Cara Menghindari Siksa Kubur. Foto: Bertaubat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menghisab diri sebelum tidur merupakan cara efektif untuk menghindari siksaan kubur yang akan datang setelah kematian. Hitung atau pikirkan dosa dan kebaikan apa yang telah dilakukan pada saat siang harinya. 

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya "Ar-Ruh li Ibni Qayyim" mengatakan, setelah menghisab diri, kemudian perbaharui tobat yang sebenar-benarnya antara dirinya dan Allah. Lalu tidur dalam keadaan tobat dan berjanji untuk tidak mengulangi dosa yang diperbuatnya jika dia bangun pada keesokan harinya.

Baca Juga

"Hal ini harus dilakukan setiap malam," tulis Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.

Menurutnya, jika dia meninggal pada malam itu, maka dia meninggal dalam keadaan bertaubat, dan jika bangun, maka dia siap untuk bekerja dengan senang hati, karena ajalnya belum tiba. Sehingga dia masih mempunyai kesempatan untuk menghadap kepada Allah dan melakukan apa yang belum dilakukannya. 

"Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi hamba selain dari cara tidur seperti ini," katanya.

Apalagi jika disertai dengan dzikir kepada Allah dan melaksanakan sunnah-sunah Rasulullah menjelang tidur. Siapa yang Allah menghendaki kebaikan pada dirinya, tentu dia akan mendapatkan taufiknya. 

Ibnu Qayyim Al Jauziyah menuliskan, adapun jawaban secara rinci apa yang bisa menyelamatkan dari siksa kubur, sesuai dari beberapa Hadis Rasulullah SAW. Hadist ini berisi penjelasan tentang hal-hal yang dapat menyelamatkan dari siksa kubur. 

Dari Muslim meriwayatkan di dalam shahihnya, dari Salman ra, dia berkata aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Menyiapkan tali selama sehari semalam lebih baik daripada puasa sebulan beserta salat malamnya. Jika dia meninggal, memaka dia diberi balasan atas nama yang dilaksanakannya, diberi pahala berupa rezekinya dan dia selamat dari ujian kubur."

Dalam Jami' At- Tirmidzi, dari hadist Fudhalah bin Ubaid, Rasulullah SAW, beliau bersabda;

"Setiap orang yang meninggal disudahi berdasarkan amalannya kecuali orang yang meninggal dalam keadaan mempersiapkan tali keduanya di jalan Allah. Sesungguhnya amal ditumbuhkan baginya hingga hari kiamat dan dia selamat dari ujianku kubur." 

Di dalam Sunnah An-Nasa'i disebutkan dari Rusydaib bin Sa'ad dari seseorang sahabat Nabi bahwa seseorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah bagaimana orang-orang Mukmin mendapat siksa di dalam kubur mereka kecuali orang yang mati syahid? Beliau menjawab, kilatan pedang yang berkelebat di atas kepalanya sudah cukup sebagai ujian."

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement