Jumat 28 Oct 2022 22:35 WIB

Erick Ungkap Tahapan Garuda Gabung Holding InJourney

Erick menyebut Garuda masih fokus penyehatan sebelum gabung holding pariwisata

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan PT Garuda Indonesia (Persero) masih fokus dalam memperbaiki kondisi setelah menjalani restrukturisasi. Hal ini yang membuat maskapai pelat merah tersebut belum bergabung dalam holding BUMN sektor pariwisata dan pendukung atau InJourney.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan PT Garuda Indonesia (Persero) masih fokus dalam memperbaiki kondisi setelah menjalani restrukturisasi. Hal ini yang membuat maskapai pelat merah tersebut belum bergabung dalam holding BUMN sektor pariwisata dan pendukung atau InJourney.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, PT Garuda Indonesia (Persero) masih fokus dalam memperbaiki kondisi setelah menjalani restrukturisasi. Hal ini yang membuat maskapai pelat merah tersebut belum bergabung dalam holding BUMN sektor pariwisata dan pendukung atau InJourney.

"Garuda sekarang masih langkah kedua. Artinya setelah kemarin restrukturisasi, sekarang penyehatan. Alhamdulillah sudah sehat," ujar Erick usai membuka Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Jumat (28/10).

Langkah berikutnya, lanjut Erick, peningkatan kapasitas armada dan frekuensi penerbangan yang sempat menyusut akibat pandemi. Erick menyebut peningkatan jumlah armada Garuda akan berjalan secara bertahap guna memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat.

"Sekarang kita tunggu dulu jumlah pesawatnya. Kalau bisa 100 dulu jumlah pesawatnya, terus 110. Kalau sudah kuat, baru kita pengembangan," ucap Erick.

Erick menyampaikan, masuknya Garuda ke dalam InJourney menjadi salah satu bentuk pengembangan usaha. Erick menyampaikan Garuda akan berada dalam satu ekosistem pariwisata yang terintegrasi bersama PT Angkasa Pura I dan II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, dan PT Sarinah.

Erick mengatakan ekosistem ini nantinya memanfaatkan super apps milik Bank Mandiri yang menjadi menggabungkan layanan seluruh BUMN yang berada dalam holding, mulai dari bandara, maskapai, hingga destinasi wisata.

"Jadi orang datang ke Indonesia, oh hotelnya di sini, saya mau beli oleh-oleh di sini, nonton tarian di sini, naik pesawatnya Garuda. Kita buat ekosistem itu, supaya begini, turis yang datang tidak buta. Sayang, sudah sampai hotel lalu bingung mau ke mana," kata Erick menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement